Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Hampir 9.000.000 Orang yang Gunakan PeduliLindungi

Kompas.com - 24/09/2021, 19:48 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji mengatakan, hingga September ini, kurang lebih 9.000.000 orang sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Sekarang sudah hampir mendekati 9.000.000 yang menggunakan PeduliLindungi ini, termasuk yang men-download. Men-download itu sudah 48 juta dan kemudian kalau pengguna bulanannya ada kurang lebih 55 juta," kata Setiaji dalam diskusi daring, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: DPR Belum Terapkan PeduliLindungi untuk Syarat Masuk, tetapi Kapasitas Tamu Dibatasi

Setiaji mengatakan, pihaknya selama ini selalu mempertimbangkan semua masalah penggunaan aplikasi PeduliLindungi, mulai dari memori telepon selular (smartphone) penuh dan tidak bisa mengunduh aplikasi PeduliLindungi hingga warga yang tidak memiliki smartphone.

"Kami saat ini sudah berkoordinasi, berkolaborasi dengan platform-platform digital seperti GoJek, Grab Tokopedia, Traveloka bahkan dengan pemerintah jakarta yaitu dengan Jaki," ujar dia.

"Jadi tidak harus menggunakan PeduliLindungi, tapi Anda bisa mendapatkan fitur-fitur yang ada di PeduliLindungi," kata dia.

Sementara itu, bagi warga yang tidak memiliki smartphone, kata Setiaji, tetap bisa teridentifikasi saat ingin melakukan perjalanan seperti di bandara dan stasiun kereta api.

"Juga kalau naik kereta api bahkan itu sudah tervalidasi pada saat pesan tiket dan juga beberapa pesan tiket lain kalau masuk tempat-tempat wisata itu sudah masuk datanya di dalam tiketnya," ujar dia. 

"Sehingga tanpa menggunakan HP pun itu sudah bisa diidentifikasi bahwa yang bersangkutan sudah bebas ataupun sudah sehat, ataupun sudah memiliki vaksin dan ada hasil tesnya," kata dia.

Baca juga: Aplikasi PeduliLindungi Digunakan untuk Skrining PON XX

Jika ada tempat yang belum terintegrasi dengan PeduliLindungi, kata Setiaji, warga bisa melakukan pemeriksaan mandiri (self check) sebelum melakukan perjalanan.

"Sehingga itu tidak mencegah orang untuk melakukan perjalan," ucap Setiaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com