Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Hoaks tentang Megawati dan Kelompok Gagal "Move On"

Kompas.com - 15/09/2021, 06:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai aktor tentu ada skenario yang ingin dimainkan.  Tentu pula ada sutradara yang men-direct alur permainan aktingnya.

Maaf dengan materai Rp 10.000

Mudahnya orang percaya hoaks tanpa melakukan verifikasi sungguh memprihatinkan. Media sosial menjad sarana ampuh untuk menyebarkan informasi sesat. Media mainstream pun acap mengikuti gendang para pembuat hoaks. Publik pun terpedaya.

Sejauh ini, penyelesaian kasus-kasus hoaks cenderung sederhana: minta maaf di selembar kertas bermeterai. 

Sementara, efek yang ditimbulkan tidak sederhana. Meski permintaan maaf sudah disampaikan dan jalan damai telah disepakati, namun sebaran informasi bohong tersebut tak bisa dihentikan, bahkan terus didaur ulang.

Kabar sesat soal serbuan tenaga kerja asing dari China di Morowali, Sulawesi Tengah, terus kembali muncul dengan edisi yang berbeda-beda. Presiden Jokowi boneka Megawati juga terus berulang muncul. 

Reproduksi dan recycle konten-konten sesat menjadi problem untuk bangsa ini. Kementerian Komunikasi dan Informasi seperti mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak selesai-selesai.

Kita pun seolah merendahkan aspek legal dan sosial dari sebuah materai. Nilai Rp 10 ribu materai menjadi kehilangan makna. Segala sesuatu bisa diselesaikan dengan ceban,  meminjam bahasa Mandarin dialek Hokkian untuk uang sebesar Rp 10.000.

Bung Karno pernah berujar, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

Persoalan yang dihadapi bangsa ini tidak rampung ketika kita merdeka dan berhasil mengenyahkan penjajah. Persoalan politik, ekonomi, sosial, keadilan dan lain-lain yang dihadapi dewasa ini begitu menguji rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Walau penyebar hoaks soal 1.000 persen Ibu Megawati sakit kritis dan koma belum meminta maaf sampai sekarang, saya yang merasa malu kiranya ikut beruluk salam maaf.

Orang tua dan leluhur telah mengajarkan, “Sak bejo-bejone wong kang lali isi bejo wong kang eling lan waspodo.

Manusia yang memahami asal muasal dan tujuan penciptaan, akan selalu mengingat Tuhan (eling), menjauhi larangan, melaksanakan perintahNya dan berikhtiar di jalan kebenaran (waspada).

Saya atas nama anak bangsa yang begitu merendahkan nilai-nilai keluhuran hidup, termasuk penyebar hoaks 1.000 persen Ibu sakit kritis dan koma, memohon maaf kepada Ibu Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com