Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Konsep Sipil-Militer Memandang Keamanan Nasional, serta Pengaruhnya terhadap Kebijakan Luar Negeri

Kompas.com - 06/09/2021, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

HUBUNGAN sipil-militer dalam struktur kenegaraan kerap sangat mempengaruhi keamanan nasional, dan sangat berkaitan dengan kebijakan luar negeri sebuah negara.

Sebenarnya, masalah ini tidak sederhana namun tidak pula terlalu rumit. Hal tersebut dapat dilihat pada aktivitas keseharian dinamika hubungan sipil-militer dalam kegiatan sebuah pemerintahan.

Namun, tetap saja akan ada persoalan besar ketika perbedaan pandangan terhadap sebuah masalah muncul di permukaan. Perbedaan perspektif atau titik tinjau dalam beberapa masalah selalu akan berbeda antara para politisi dengan pejabat militer.

Baca juga: 25 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat Satu Tingkat

Perbedaan perbedaan inilah yang sesekali akan berakibat runyam bagi keamanan nasional, yang juga berhubungan erat dengan kebijakan luar negerinya.

Kejadian fatal ketika Pearl Harbor luluh lantak akibat serangan mendadak Divisi Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang adalah sebuah contoh dari perbedaan pandang sipil dan militer.

Pada Februari 1941, Panglima Armada Angkatan Laut Amerika Serikat, Rear Admiral James O Richardson dipecat dari jabatannya. Dia dipecat karena memperotes keputusan Presiden Roosevelt yang menggeser satuan armada Angkatan Laut dari pangkalan induk San Diego ke Pangkalan Depan Pearl Harbor di Hawaii.

Rear Admiral James Richardson mengatakan, gelar kekuatan laut pada remote area yang terbuka seperti Pearl Harbor sangat rawan terhadap serangan udara dan torpedo.

Baca juga: AS Perintahkan Pesawat Sipil untuk Bantu Evakuasi di Afghanistan

Hanya 10 bulan setelah itu, pada tanggal 7 Desember 1941 Pearl Harbor luluh lantak akibat serangan mendadak Divisi Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang. Perbedaan pendapat sipil-militer yang berakibat runyam.

Berikutnya, Jenderal Douglas Mc Arthur, Panglima Flamboyan dikenal luas dan populer dengan fotonya yang khas memegang pipa, dipecat oleh Presiden Harry S Truman pada era Perang Korea.

Salah satu penyebabnya adalah karena dianggap tidak patuh pada kebijakan yang dikeluarkan oleh administrasi Gedung Putih. Tentu saja setelah sebelumnya mengalami masalah dalam beberapa hal yang menunjukkan banyak perbedaan pendapat.

Dalam kontroversi yang terjadi pada akhir era perang Vietnam, Jenderal Westmoreland atau nama lengkapnya William Childs Westmoreland mantan Panglima Angkatan Perang Amerika Serikat di Vietnam yang kemudian menjadi Kepala Staf US Army menegaskan, "The military don't start wars. Politicians start wars".

Baca juga: Tentara Terakhir Pulang, Militer AS di Afghanistan Akhiri Tugasnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com