Tidak begitu jelas alasan yang sebenarnya, akan tetapi realita yang terjadi adalah pasukan Amerika Serikat pada akhirnya mengundurkan diri dari Vietnam. Pernyataan Sang Jenderal mengindikasikan perbedaan menyolok antara militer dengan politisi dalam menyikapi "perang", dalam hal ini Perang Vietnam.
Terakhir, ada kisah tentang Jenderal McChrystal di Afghanistan. Menjadi menarik, karena baru saja terjadi keluarnya pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan yang disusul dengan kembali berkuasanya Taliban.
Lebih menarik lagi karena begitu Taliban berkuasa kembali, maka yang terjadi adalah demikian banyak webinar diselenggarakan di Indonesia. Tentu saja webinar yang membahas tentang Taliban yang berkuasa kembali di Afghanistan.
Baca juga: Saat Menlu Ungkap Isi Pembicaraan dengan Taliban, Harapan Perdamaian di Afghanistan
Saya sendiri sudah lebih dari tiga kali mengikuti webinar yang membahas Taliban dan hasilnya lumayan. Lumayan dalam arti dari kondisi tidak tahu apa apa, tentang apa itu Taliban, sampai dengan sekarang ini saya sudah menjadi agak "ahli" tentang Taliban.
Minggu lalu bahkan saya sudah diundang untuk tampil sebagai pembicara dalam sebuah webinar tentang Taliban. Beruntung webinar itu dibatalkan entah karena apa, namun diperikirakan kalau tidak karena "bosan" mungkin karena konon Keynote Speaker yang membatalkan niat untuk tampil berbicara.
Akhir-akhir ini topik Taliban berkuasa kembali telah menjadi trending topic, selain di panggung webinar juga muncul di berbagai WAG. Seperti biasa, bahwa memang kebanyakan dari kita kerap terlalu sibuk dengan urusan orang lain dibanding dengan urusan yang menjadi tanggung jawabnya sendiri.
Kembali ke kisah Jenderal Stanley A McChrystal, lulusan Akademi Militer Westpoint tahun 1976. Ketika bertugas sebagai panglima pasukan Amerika di Afghanistan, dia dicopot dari jabatannya oleh Presiden Obama.
Baca juga: Kepada Taliban, Menlu Retno Sampaikan Indonesia Ingin Afghanistan Damai, Stabil, Makmur
Penyebabnya, dia dianggap mengkritik kebijakan Gedung Putih dalam hasil wawancaranya yang dimuat di majalah Rolling Stone.