JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyoroti kurangnya guru pendidikan agama Kristen dan budi pekerti di sekolah negeri.
Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Thomas Pentury mengatakan, jumlah guru pendidikan agama Kristen masih sangat minim sehingga perlu perhatian pemerintah.
"Ketersediaan guru agama Kristen di sekolah masih sangat terbatas," kata Thomas, dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Kemenag Tegaskan Terus Bantu Guru Agama Honorer Masuk Dalam Usulan PPPK Kemendikbud
Thomas mengatakan, terbatasnya guru pendidikan agama Kristen pun membuat sejumlah sekolah menyerahkan penilaian pelajaran kepada gereja atau institusi non pendidikan.
Padahal, kata dia, dalam mengimplementasikan nilai-nilai ajaran agama tidak terlepas dari keberadaan guru pendidikan agama Kristen di lembaga pendidikan.
"Status guru pendidikan agama Kristen pada lembaga pendidikan umumnya masih guru honorer. Hal ini karena minimnya pengangkatan guru pegawai negeri sipil," kata dia.
Meskipun demikian, Thomas memastikan bahwa hingga saat ini proses pembelajaran agama Kristen masih berjalan baik.
Baca juga: Kemenag Akan Buka Formasi 27.303 Guru Agama Honorer
Hal tersebut karena sejumlah sekolah menyerahkan penilaian pelajaran agama pada gereja atau institusi non pendidikan.
"Banyak cara ataupun strategi dilakukan Kemenag untuk penanaman nilai dalam implementasi nilai agama dalam kemajemukan Indonesia, sehingga pendidikan agama Kristen bisa dilaksanakan dengan baik," ucap Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.