Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Prediksi Jokowi Akan Reshuffle Kabinet Usai PAN Masuk Koalisi

Kompas.com - 26/08/2021, 13:01 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, akan ada dinamika politik usai masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam partai politik (parpol) koalisi pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Menurut Ujang, dinamika politik yang diprediksi adalah seputar reshuffle atau perombakan kabinet. Ujang berpandangan, Jokowi akan memberikan satu kursi menteri pada PAN.

"Biasanya, jika berkoalisi yang dapat kompensasi. Oleh karena itu, kita lihat saja ke depan. Jika ada reshuffle, itu artinya ada akomodasi terhadap PAN. Artinya, akan ada kader PAN yang jadi menteri. Paling-paling satu menteri," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/8/2021).

Dia melanjutkan, jika terjadi reshuffle, maka PAN akan menggeser menteri dari non parpol. Namun, Ujang tak menyebut siapa nama menteri non parpol yang berpotensi digeser oleh kader PAN itu.

Baca juga: PAN Merapat ke Koalisi, Pengamat: Agar Kekuasaan Aman karena Ada Suara Minta Jokowi Turun

Prediksi terjadinya reshuffle, kata Ujang, akan menguat pasca masuknya PAN dalam koalisi pemerintahan.

Ia pun mengandaikan masuknya PAN layaknya seseorang yang tengah menyantap makan siang di sebuah warung makan, dan membayar kepada penjual makanan sesudahnya.

"Tak ada makan siang yang gratis. Tak ada koalisi yang tulus. Semua berbalut kepentingan dan saling dukung. Namun, jika PAN tak dapat menteri, itu mungkin sudah deal dengan Jokowi," imbuh Ujang.

Lebih lanjut, menurut Ujang, Jokowi tak mempermasalahkan jika ada pendapat bahwa masuknya PAN akan dikritik soal 'gemuknya' koalisi.

Pasalnya, dia berpandangan bahwa antara Jokowi dan PAN pun saling diuntungkan.

"Untungnya Jokowi, bisa menambah koalisi dan akan semakin kuat. Dan untung untuk PAN, bisa di-back-up oleh pemerintah, dalam banyak hal. Bagi Jokowi, koalisi gemuk tak masalah, yang penting dirinya aman dan kuat," jelasnya.

Baca juga: Politisi PKS: Haknya PAN untuk Jadi Oposisi atau Gabung Koalisi

Kendati demikian, ia juga memprediksi kekhawatiran soal oposisi yang melemah karena PAN kini masuk dalam koalisi pemerintah.

Ujang berpendapat, partai oposisi akan semakin berat untuk berhadap-hadapan dengan koalisi Jokowi karena masuknya PAN.

"Tentu ini akan memperlemah dan memperberat oposisi. Tapi, dalam politik itu merupakan hal biasa," ucapnya.

Lebih jauh, Ujang menilai, masuknya PAN akan semakin menegaskan bahwa kini kepentingan PAN berbeda dengan kepentingan saat masih berada dalam oposisi. Sebab, saat ini kepentingan PAN sama dengan pemerintah, sehingga akan berjalan bersama.

Menurut Ujang, tentu kini kepentingan PAN sudah sama dengan pemerintah, sehingga akan berjalan bersama.

"Namun, jika kepentingannya berbeda, maka akan saling bermusuhan," kata Ujang.

Baca juga: Viva Yoga: PAN Sejak Kepemimpinan Zulkifli Hasan Tegaskan Dukung Pemerintah

Sebelumnya diberitakan, muncul isu bahwa PAN bergabung dengan koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf usai pertemuan yang dilakukan Presiden Jokowi dan ketum, sekjen parpol koalisi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (25/8/2021) sore.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mengatakan, partainya telah menyatakan dukungan pada pemerintah sejak mulai dipimpin oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan.

"PAN sejak kepemimpinan Ketum Bang Zul telah menegaskan sebagai partai politik pendukung pemerintah, ikut sebagai partai koalisi," kata Yoga saat dihubungi, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com