Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Masalah Gizi Balita di Indonesia Masih Cukup Tinggi

Kompas.com - 25/08/2021, 11:24 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comMenteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Global Nutrition Report tahun 2018 ada 22,2 persen balita stunting, 7,5 persen balita kurus, dan 5,6 persen balita gemuk di seluruh dunia.

Sementara, Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa masih ada 30,8 persen balita stunting di Indonesia.

“Masalah gizi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi. Masalah kurang gizi pada balita diawali dengan penurunan berat badan,” ujar Budi saat acara “Hari Puncak Pekan Menyusui Sedunia 2021” yang disiarkan virtual, Rabu (25/8/2021).

Stunting sendiri merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi.

Baca juga: Menko PMK: Stunting Merupakan Ancaman bagi Pembangunan SDM

Data Riset Kesehatan Dasar juga mengungkap ada 10,2 persen balita kurus dan 8 persen balita gemuk di Indonesia tahun 2018.

Menurut Budi, penurunan berat badan pada bayi umumnya terjadi di usia 3 sampai 4 bulan akibat kurangnya asupan air susu ibu (ASI) yang diberikan ibu kepada anak.

“Di mana bagi ibu bekerja telah kembali bekerja dan tidak dapat memberikan ASI secara optimal," imbuhnya.

Selain itu, Budi mengatakan, menyusui merupakan salah satu investasi terbaik untuk meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa.

Bahkan, menurutnya, menyusui secara optimal dapat mencegah kematian terhadap ibu dan anak.

Baca juga: Menko PMK: Kebijakan Akselerasi Penurunan Stunting Terus Diperbaiki

“Menyusui secara optimal dapat mencegah lebih dari 823.000 kematian anak dan 20.000 kematian Ibu setiap tahun,” ucapnya.

Budi pun mengajak semua pihak menyebarkan informasi terkait pentingnya peran ibu menyusui.

“Karena ini merupakan tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com