Saat ini juga sedang ada disrupsi inovasi dengan hadirnya artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), big data hingga cyber security, sehinga menghasilkan produk-produk alpahankam yang semakin cerdas mulai dari pesawat tanpa awak hingga tank tanpa manusia.
Perang jaringan terpusat atau network centric warfare juga sudah mulai dikembangkan.
Untuk itu pengukuran dan pemahaman industri pertahanan nasional perlu terus dilakukan dan dibuat langkah kebijakan yang sesuai dengan tantangan yang ada.
Kebetulan Senin 23 Agustus 2021 saya diundang Bank Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi membahas digitalisai Jawa Barat untuk pengembangan ekonomi Jawa Barat. Topiknya adalah Menguak Potensi Ekonomi, Mendorong Akselerasi Investasi dan Digitalisasi Guna Memajukan Inklusivitas Ekonomi Jawa Barat.
Yang terpikir dalam benak saya adalah pengembangan atau peningkatan Bandung Raya menjadi salah satu hub industri pertahanan 4.0.
Saya mengatakan peningkatan karena saat ini di Bandung sudah memiliki ekosistem dasar untuk menjadikan lebih besar dan bermakna, tidak mulai dari nol.
Saya mengatakan hub bukan pusat karena mau tidak mau harus menjadi bagian mata rantai dari pemain global dan regional dan kawasan atau sumber daya lain.
Bandung Raya meliputi Kota Bandung dan sekitarnya, Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Cimahi, Sumedang hingga Subang.
Dari catatan saya ada 27 Industri pertahanan yang berlokasi di Bandung Raya tersebut, di antaranya 5 BUMN dan 22 BUMS. Disamping ada perusahaan BUMN besar seperti Telkom, KAI, Bio Farma dan Kimia Farma.
Selain itu ada beberapa Universitas dan Perguruan Tinggi yang besar dan legend, seperti ITB, UNPAD, Telkom Uni, Unjani, Unpar, serta sekolah terkait Hankam seperti Sesko, Sesko AU, Sesko AD, Sespim Polri.
Ada lebih dari 1.000 doktor dan ribuan insinyur di Bandung Raya. Mungkin sebagian bisa diarahkan menjadi innovator industri pertahanan.
Mungkin bisa lebih dari 100 doktor di bidang permesinan, kedirgantaraan, teknologi informasi, elektronika dan pendukung lain hingga bidang serangan serangga atau biologi bisa difokuskan untuk mendukung indutri pertahanan dan keamanan nasional.
Terlebih lagi PT Len Industri telah dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan industri pertahanan oleh kementrian BUMN.
PT Len Industri tentu harus bisa merangkul BUMS di sekitar Bandung Raya dan melakukan upaya sinergi dengan universitas di sekitarnya.
Teknologi disrupsi seperti AI, IoT dan terkait bisa menjadi awal kebangkitan Industri Pertahaan RI.