Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Infrastruktur Sebesar Rp 384,8 Triliun, Pemerintah Akan Makin Selektif

Kompas.com - 16/08/2021, 19:31 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan semakin selektif terkait pemanfaatan anggaran pembangunan infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Menurut dia, pemerintah akan fokus meneruskan belanja infrastruktur dalam rangka peningkatan produktivitas dan konektivitas.

“Kita akan semakin selektif dan tentu diharapkan akan betul-betul makin mencapai prioritas dan efisiensi yang makin baik,” kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers soal Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, secara daring, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Pemerintah Siapkan Rp 384,8 Triliun untuk Pembangunan Infrastruktur Tahun Anggaran 2022

Dalam RAPBN 2022, pemerintah menganggarkan Rp 2.708,7 triliun, dengan rincian belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.938,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 770,4 triliun.

Kemudian, secara spesifik pemerintah menganggarkan Rp 384,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur pada 2022.

Sri Mulyani menjelaskan, anggaran pembangunan itu akan digunakan untuk infrastruktur pelayanan dasar, energi dan pangan, konektivitas dan mobilitas, serta infrastruktur dan akses teknologi dan informasi (TIK).

Pembangunan infrastruktur dasar meliputi pembangunan rumah khusus sebanyak 2.250 unit, rumah susun 3.501 unit, sistem penyediaan air minum 222.425 SR, dan sistem pengolahan air limbah 7.904 KK.

“Dan juga infrastruktur energi serta pangan seperti pembangunan jaringan gas dan pembangunan jaringan irigasi,” tutur dia.

Baca juga: Jokowi Sampaikan 6 Fokus APBN 2022: Penanganan Pandemi hingga Infrastruktur

Terkait infrastruktur konektivitas dan mobilitas, pemerintah akan mendorong pembangunan 205 kilometer jalan baru, 8.244 meter jembatan baru, dukungan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), 6.624 km jalur kereta api, serta pembangunan enam bandara baru.

Selanjutnya, Sri menyampaikan, untuk infrastruktur TIK dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan literasi digital akan dibangun 2.344 BTS di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dan penyediaan kapasitas internet 25 GBPS melalui satelit.

“Anggaran TIK ini mencapai Rp 27,4 (triliun) terdiri dari belanja pusat Rp 24 triliun dan TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa) Rp 3 triliun,” ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com