JAKARTA, KOMPAS.com – Pakaian adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senin (16/7/2021), dinilai memiliki makna yang saling melengkapi.
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat suku Badui berwarna hitam, lengkap dengan ikat kepala bernuansa biru. Sementara, Puan mengenakan Payas Agung khas masyarakat Kabupaten Buleleng, Bali.
Baca juga: Kenakan Pakaian Adat Suku Badui, Jokowi: Saya Suka Karena Desainnya Sederhana
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai, makna pakaian adat keduanya menggambarkan rasa kebersamaan dan keselarasan dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Di balik makna simbolisasi baju adat yang dipakai kedua tokoh ini menggambarkan rasa kebersamaan, keselarasan dan keterpaduan antara eksekutif dan legeslatif dalam menangani pandemi Covid-19,” ujar Ari dalam keterangan tertulis, Senin.
Ari mengatakan, pakaian adat yang dipakai Jokowi merepresentasikan ketaatan suku Badui dalam penerapan protokol kesehatan.
“Kita tahu suku di Banten itu tertib menerapkan lockdown dan protokol kesehatan di wilayahnya. Bahkan, komunitas badui itu disebut-sebut zero case Covid-19 hingga saat ini,” kata Ari,
Selain itu, Ari menuturkan, masyarakat Badui banyak memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup serta merawat kelestarian alam.
“Masyarakat adat badui itu terkenal dengan kesederhanaannya. Hidup tanpa gadget, banyak jalan kaki, dan minum madu berkualitas yang bisa menaikkan imun tubuh,” ucap Ari.
Baca juga: Kemenpan RB: Pakaian Jokowi Disiapkan Tetua Adat Masyarakat Badui
Kemudian, Payas Agung yang dikenakan Puan merupakan bentuk apresiasi bagi masyarakat Bali karena menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi di atas 90 persen.
“Kalau pakaian adat Jokowi bermakna terapkan prokes dan hidup sehat, makna busana adat Puan itu mengajak masyarakat Indonesia untuk mau divaksinasi, dan mempercepat vaksinasi seperti di Bali,” ujar Ari.
Menurut dia, pakaian Payas Agung yang dikenakan Puan mengandung harapan agar semua provinsi di bisa meniru Bali dalam upaya vaksinasi.
Ari juga mengatakan, busana adat Payas Agung Bali yang elegan, bernilai budaya dan ekonomi adalah simbol optimisme bagi kebangkitan Pulau Dewata setelah mencapai target vaksinasi.
“Jadi pakaian adat Payas Agung Puan itu simbol agar semua provinsi bisa mempercepat vaksinasi seperti Bali untuk mencapai herd immunity,” kata Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.