Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Kembali Berkuasa, JK Optimistis Indonesia Tak Putus Hubungan Diplomatik dengan Afghanistan

Kompas.com - 16/08/2021, 11:26 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), meyakini pemerintah Indonesia akan terus melanjutkan hubungan diplomatik dengan Afghanistan kendati roda pemerintahan sekarang dikuasai Taliban.

"Jadi hubungan diplomatik saya kira tidak putus dengan pemerintah siapa pun, hubungan kita antar negara bukan antar pemerintah," ujar Kalla dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8/2021).

Kalla mengatakan, saat Taliban berkuasa pada 1996-2001, Pemerintah Indonesia tetap mempertahankan kantor kedutaannya di Kabul, Ibu Kota Afghanistan.

Baca juga: Kronologi Runtuhnya Pemerintah Afghanistan: Hengkangnya Pasukan AS hingga Jatuhnya Kabul ke Taliban

Setelah Taliban lengser, hubungan diplomatik Indonesia terus berjalan hingga era Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan diplomatik yang dibangun Indonesia bukan antar pemerintah, melainkan antar negara.

"Indonesia berhubungan diplomatik dengan Afghanistan sebagai negara, bukan pemerintahan siapa-siapa," kata Kalla.

Di sisi lain, Kalla mengaku tak menyangka Taliban begitu cepat dapat menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul.

Padahal, ia memprediksi Taliban baru bisa merangsek ke Kabul sekira dua bulan setelah militer Amerika Serikat (AS) angkat kaki dari negara tersebut.

Baca juga: Pemerintahan Baru di Afghanistan Berisi Warga Non-Taliban

"Peristiwa di Afghanistan itu hampir di luar perkiraan semua orang bahwa tidak secepat itu Taliban masuk ke Kabul, malah saya sendiri mengira mungkin butuh waktu 1-2 bulan baru mereka masuk, ternyata 10 hari ini mereka masuk dengan damai," tutur Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.

Sebelumnya diberitakan, Kepada Al Jazeera Mubasher TV, Minggu (15/8/2021), Juru bicara Taliban urusan politik Mohammad Naeem mengatakan perang telah usai.

Pernyataan tersebut disampaikan Naeem beberapa saat setelah Taliban memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul.

Setelah Taliban memasuki Kabul pada Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan meninggalkan Afghanistan.

Ghani beralasan, dia ingin menghindari pertumpahan darah. Beberapa orang di media sosial mengecamnya sebagai pengecut.

Baca juga: Penguasaan Taliban di Afghanistan di Depan Mata, Begini Reaksi Pemimpin Dunia

Jatuhnya Kabul ke tangan Taliban tak lepas dari hengkangnya pasukan asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Awalnya, AS bakal menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan dengan tempo 11 September 2021. “Negeri Paman Sam” mengatakan pasukannya bakal ditarik secara bertahap mulai Mei.

Sejak saat itu, 50 dari 370 distrik di Afghanistan telah jatuh di tangan Taliban sejak Mei, saat dilanjutkannya penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Rupanya, penarikan pasukan asing maju dari jadwal. Pada awal Juni ini, lebih dari 50 persen tentara AS yang ada di Afghanistan telah dipulangkan.

Setelah itu, militer AS bungkam dan enggan memerinci lagi soal upaya penarikan pasukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com