Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Waspadai Kuartal Ketiga 2021, Kondisi Perekonomian Lebih Berat

Kompas.com - 10/08/2021, 16:26 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak mewaspadai kondisi perekonomian di kuartal ketiga 2021.

Menurutnya, kondisi ekonomi akan lebih berat karena terdampak pembatasan mobilitas masyarakat akibat meluasnya penularan varian delta virus corona.

"Kita tetap harus waspada pada kuartal ketiga 2021 ini. Kondisi perekonomian lebih berat. Kita tahu awal bulan Juli, varian delta telah memaksa kita untuk memperketat mobilitas masyarakat," ujar Jokowi dalam sambutan virtualnya pada peringatan 44 tahun dibukanya kembali pasar modal Indonesia yang ditayangkan YouTube Bursa Efek Indonesia.

"Yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional. Hal ini yang harus diwaspadai, termasuk oleh pasar modal," lanjutnya.

Jokowi menuturkan, pasar modal masih punya peluang tumbuh lebih baik.

Baca juga: Jokowi: Ada Ratusan Peneliti, Inovator dan Diaspora Peneliti RI Berkelas Dunia

Sebab saat masuk ke situasi pandemi pada saat penerapan PSBB pertama dan PSBB kedua, nilai transaksi harian di bursa justru meningkat menjadi Rp 7,5 triliun sampai Rp 8 triliun.

Bahkan setelah PSBB kedua berakhir, nilai trasnaksi harian mencapai Rp 13,1 triliun.

"Momentum ini harus dijaga sebagai peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia," kata Jokowi.

"Saya memahami beratnya tekanan pandemi Covid-19 ini terhadap para pelaku pasar modal. Ini memang ujian berat namun kita bisa tetap mempertahankan geliat perekonomian," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Negara pun mengungkapkan, perekonomian Indonesia di kuartal kedua 2021, tumbuh 7,07 persen.

Sebelumnya Indonesia mengalami kontraksi ekonomi yang dalam yakni sebesar -5,32 persen di kuartal kedua 2020.

Baca juga: Jokowi: Kita Tak Boleh Terus-menerus Jadi Konsumen Teknologi, Harus Jadi Produsen

Setelah mencapai titik terendah ekonomi, Indonesia mampu tumbuh kembali secara bertahap, yakni bergerak naik ke -3,49 persen di kuartal ketiga 2020.

"Kemudian -2,19 persen di kuartal keempat 2020. Dan -0,71 persen pada kuartal pertama 2021. Dan akhirnya kita bisa tumbuh lebih cepat lagi hingga keluar dari resesi," ujar Jokowi.

Berbagai indikator ekonomi, lanjutnya, juga mengalami perbaikan.

Misalnya, konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah (PNTB), investasi, dan angka ekspor-impor mengalami pertumbuhan positif.

"Bahkan ekspor mampu tumbuh ke angka 31,78 persen. Saya juga mendengar kabar baik dari pasar modal mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan. Sampai Juli 2021 meningkat 50 persen. Naik lebih dari 4 kali lipat sejak 2017," jelas Jokowi.

"Yang saya senang, adalah peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik, didominasi kaum milenial, kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com