JAKARTA, KOMPAS.com - Data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan pada 4 Agustus 2021 mencatat, ada 438 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan tiga varian baru virus corona di DKI Jakarta.
Ketiga varian itu adalah Alpha, Beta, dan Delta. Ketiganya digolongkan sebagai variant of concern (VoC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dari jumlah tersebut, varian Delta masih mendominasi di DKI Jakarta sebanyak 390 kasus.
Baca juga: 1.331 Kasus Covid-19 dengan Varian Delta di 25 Provinsi, DKI Jakarta Catat 390
Kemudian, 36 kasus Covid-19 dari varian Alpha dan 12 kasus dari varian Beta.
Jumlah ini mengalami peningkatan dari data sebelumnya.
Data Badan Litbangkes pada 30 Juli 2021 mencatat, ada 323 kasus Covid-19 dengan varian Delta, 37 kasus Covid-19 dengan varian Alpha dan 12 kasus dengan varian Beta.
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa penyebaran varian Delta meningkat cukup signifikan dari variant of concern lainnya.
Baca juga: Satgas: Menurut WHO, Vaksinasi Covid-19 Tak Sebabkan Mutasi Varian Baru Virus Corona
Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, virus corona varian Delta tidak hanya lebih cepat menular dari varian corona lainnya, tetapi menimbulkan risiko terkait keparahan.
Oleh karena itu, Nadia meminta masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 segera melakukan pemeriksaan (testing) sedini mungkin agar terhindar dari keparahan penyakit.
"Varian Delta ini selain menular cepat, memiliki risiko tingkat keparahan penyakit, untuk itu masyarakat lakukan testing dini, jangan takut dites karena dengan kita konsisten testing kita dapat mengendalikan penularan," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Varian Delta Cepat Menular dan Timbulkan Risiko Keparahan, Masyarakat Diminta Testing Dini
Nadia mengatakan, pelaksanaan testing harus dilakukan dengan konsisten karena kasus kematian akibat Covid-19 masih meningkat.
Ia mengatakan, peningkatan kasus kematian terjadi karena banyak pasien Covid-19 masuk ke rumah sakit dalam gejala berat sehingga kematian tidak bisa dihindari.
Selain itu, Kemenkes juga mengeklaim bahwa angka positivity rate mengalami penurunan.
"Kita lihat juga angka positivity rate-nya nasional juga turun dari yang 40 persen sekarang 25 persen, memang masih perlu upaya-upaya untuk mencapai angka kurang 5 persen," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.