SOSOK perempuan dalam balutan baju Minang menjadi Google Doodle edisi 31 Juli 2021. Keterangan yang dipasang berbunyi, “Ulang Tahun ke-112 Sariamin Ismail”. Siapakah dia?
Sariamin lahir dengan nama Basariah pada 31 Juli 1909. Karena sering sakit, namanya dianggap tidak cocok. Jadilah nama Sriamin.
Semasa sekolah, nama Sriamin suka jadi bahan olok-olok teman-temannya. Potongan nama “Sri” dianggap berbau bangsawan.
Dari olok-olok itu, dia mengubah namanya menjadi Sariamin. Di masa sekolah yang sama, dia mendapatkan tambahan nama panggilan Mince.
Adapun Ismail adalah nama suaminya, seorang pengacara, yang dia kenal setelah pindah ke Pekanbaru pada 1949.
Perempuan kelahiran Desa Sinurut, Kecamatan Talu, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ini kemudian dikenal dengan banyak nama. Ini terutama terkait dengan aktivitasnya sebagai penulis.
Sariamin antara lain dikenal dengan nama Ibu Sejati, Sri Gunung, Sri Tanjung, Sri Gunting, Sri Kejut, Gelinggang, Bundo Kandung, Mande Rabiah, Dahlia, Kak Sarinah, Saleguri, dan Selasih. Nama terakhir adalah yang paling terkenal.
Nama Selasih menjadi paling terkenal bagi Sariamin Ismail karena dipakai untuk dua karyanya yang paling monumental, yaitu roman Kalau Tak Untung (1933) dan Pengaruh Keadaan (1937).
Nama samaran berikutnya dari Sariamin yang cukup dikenal adalah Seliguri. Selasih dan Seleguri dipakai untuk cerita sastra.
Di harian Kompas edisi 15 September 1972, Sariamin mengungkap arti kedua nama itu.
Dia menyebut selasih dan seliguri adalah nama kembang berwarna kuning yang biasa tumbuh di tepi jalan tetapi terus sanggup hidup. Bedanya, selasih berbau harum sementara seleguri tidak.
Adapun untuk tulisan-tulisan di media massa, seperti penuturannya yang dimuat harian Kompas edisi 10 Juni 1978, Sariamin mengaku lebih suka memakai nama Cucu Rabridranath atau Ibu Sejati.
Seperti dikutip harian Kompas edisi 29 Maret 1990 Ada kisah menarik dari roman Kalau tak Untung yang memakai nama samara untuk penulisnya itu.
"Begitu Min. Jadilah seperti Selasih, seorang gadis yang mampu menulis roman Kalau tak Untung. Tidak seperti engkau, hanya mengarang di dalam buku harian," tutur Sariamin saat diwawancara harian Kompas, tentang komentar temannya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.