Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P2G Minta Kemendikbud Ristek Batalkan Asesmen Nasional dalam Situasi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 29/07/2021, 16:28 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk membatalkan Asesmen Nasional (AN).

Adapun AN merupakan asesmen tes yang rencananya akan digunakan untuk mengganti ujian nasional (UN).

Dewan Pakar P2G Suparno Sastro menjelaskan AN lebih baik tidak dilaksanakan karena dampak pandemi Covid-19 di dunia pendidikan sangat signifikan.

"Dampak signifikan pandemi terhadap dunia pendidikan ancaman learning loss, meningkatnya angka putus sekolah di jenjang SD seperti di Aceh, Jawa Timur, Maluku Utara, NTB, NTT dan Papua Barat," ujar Suparno dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Kritik Nadiem soal Asesmen Nasional, Pimpinan Komisi X: Pertanyaan Survei Politis dan Bernuansa SARA

Suparno melanjutkan, dampak lain yang mesti dipertimbangkan adalah tidak efektifnya proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sebab PJJ akhirnya membuat dampak ketimpangan digital makin nampak pada guru dan siswa.

"Faktanya sebanyak 20,1 persen siswa dan 22,8 persen guru tak memiliki perangkat TIK seperti gawai, komputer, dan laptop selama PJJ, mengutip data Kemendikbud 2021," terang dia.

Ketimpangan digital itu menurut Suparno akan menimbulkan diskriminasi pada siswa.

Pasalnya, terang Suparno, berdasarkan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2021 tentang Asesmen Nasional Pasal 5 Ayat (4) AN harus dilaksanakan di tempat yang paling memiliki akses internet.

"Realitanya ada sekitar 120 ribu SD yang belum memiliki TIK minimal 15 paket. Termasuk 46 ribu sekolah yang sama sekali tidak punya akses internet bahkan aliran listrik. Belum ditambah kualitas sinyal internet yang buruk di beberapa wilayah," ungkapnya.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Tegaskan Asesmen Nasional Tak Digunakan untuk Menilai Individu Murid

Suparno berharap saat ini Kemendikbudristek lebih baik memprioritaskan berbagai pembenahan di dunia pendidikan yang juga terdampak pandemi Covid-19.

"Oleh karenanya pelaksanaan AN belum dibutuhkan saat ini, ada prioritas lain yang lebih besar penting dan mendesak dibenahi," katanya.

"P2G berharap ada grand strategi dari Kemendikbudristek untuk mengantisipasi dan menanggulangi semua ini. Jangan sampai berakibat pada bencana demografi yang kita tanggung nanti," imbuh Suparno.

Baca juga: Yuk Pahami Konsep Asesmen Nasional 2021

Diketahui Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Pembukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo menyatakan bahwa pelaksanaan AN masih bergantung pada situasi pandemi Covid-19.

"Beberapa opsi pelaksanaan masih kita buka dan pertimbangkan. Memang belum final perumusannya, karena kita juga masih dalam situasi PPKM. Jadi kira harus menyesuaikan juga dengan situasi yang sedang kita alami, tutur Anindito dalam dikusi virtual, Selasa (27/7/2021).

Anindito juga menegaskan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan keamanan, keselamatan, dan kesehatan peserta disik dan warga di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com