Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Mahasiswa Bisa Belajar kepada Siapa Saja, di Mana Saja

Kompas.com - 27/07/2021, 13:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, mahasiswa bisa melakukan pembelajaran dari siapa saja dan tidak hanya di kampus.

Menurutnya, berbagai cara baru dalam pembelajaran perlu didorong agar mahasiswa masa kini semakin mampu bersaing secara global.

"Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja dimana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa," ujar Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual untuk acara Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia 2021, Selasa (27/7/2021).

Baca juga: BEM Sebut Pelibatan Mahasiswa dalam Revisi Statuta UI Minim dan Tidak Jelas

Selain itu, mahasiswa harus selalu diberikan pembaharuan ilmu dan perkembangan terkini serta perkembangan ke depan.

Jokowi mengingatkan, saat ini terjadi perubahan besar yang sangat cepat karena revolusi industri 4.0.

Nantinya, akan banyak pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tidak relevan lagi.

"Yang menjadi usang karena disrupsi, tetapi banyak pengetahuan baru yang bermunculan, yang dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi yang barangkali belum sempat dibukukan dan di literatur," ungkap Jokowi.

"Banyak jenis pekerjaan yang hilang karena disrupsi, tetapi juga banyak pekerjaan baru yang bermunculan di masa kini dan masa yang akan datang karena disrupsi," tegasnya.

Merujuk kepada hal itu, Jokowi menekankan agar jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa justru itu justru tidak menyongsong masa depan.

Pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Oleh karenanya, mahasiswa harus disiapkan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya.

"Sekali lagi saya tegaskan dunia perguruan tinggi sangat membutuhkan kolaborasi dengan para praktisi dan pelaku industri," tutur Jokowi.

"Demikian juga sebaliknya para pelaku industri sangat membutuhkan talenta dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi. Oleh karena itu ajak industri ikut mendidik para mahasiswa sesuai dengan Kurikulum industri, bukan kurikulum dosen," tegasnya

Tujuannya supaya para mahasiswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari pengalaman di dunia akademis.

Selain itu para mahasiswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan talentanya.

Baca juga: Jokowi Minta Kampus Didik Mahasiswa dengan Kurikulum Industri, Bukan Dosen

"Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama. Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti nantinya harus berprofesi yang sama," kata Jokowi.

"Setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing dan talenta ini yang harus digali, difasilitasi dan dikembangkan. Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com