JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 mengalami penurunan seiring dengan menurunnya jumlah tes Covid-19 yang terdata pemerintah. Data dan fakta itu menunjukkan sangat prematur jika menyatakan bahwa pandemi sudah terkendali.
Data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Rabu (21/7/2021) menunjukkan sebanyak 33.772 penambahan kasus terkonfirmasi posotif dalam sehari, sehingga totalnya menjadi 2.983.830 kasus.
Sementara, jumlah pasien meninggal akibat terpapar Covid-19 bertambah 1.383 kasus, sehingga totalnya menjadi 77.583 kasus.
Adapun pasien yang sembuh setelah terpapar Covid-19 mencapai 32.887 kasus, maka totalnya menjadi 2.356.553 kasus.
Sebanyak 33.772 kasus positif tersebut didapatkan dari pemeriksaan 153.330 spesimen yang diambil dari 116.232 orang.
Pemeriksaan (testing) Covid-19 dilakukan dengan tes swab polymerase chain reaction (PCR), tes cepat molekuler (TCM), dan rapid antigen.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, positivity rate dengan menggunakan PCR 38,64 persen dan secara total 29,06 persen.
Pekan lalu, atau sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7/2021), penambahan kasus harian Covid-19 selalu melewati 50.000. Jumlah testing pada hari-hari itu juga tak kurang dari 240.000 spesimen.
Kasus mulai turun dan tak lagi melewati 50.000 pada Minggu (18/7/2021). Bahkan beberapa hari belakangan kurang dari 35.000 seiring dengan anjloknya testing.
Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, penurunan kasus jelas disebabkan jumlah pemeriksaan spesimen menurun.
"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positvity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," kata Dicky saat dikonfirmasi, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Epidemiolog: Kasus Harian Covid-19 Turun karena Testing Berkurang
Dicky mengatakan, situasi tersebut menunjukkan kemungkinan jumlah kasus positif di masyarakat banyak yang belum terdeteksi.
"Sekali lagi prediksi puncak kita masih di akhir Juli ini, bahkan sampai awal Agustus. Karena itulah kita harus meningkatkan respons strategi," ujarnya.
Dicky mengingatkan upaya pemeriksaan atau testing, pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) harus dimaksimalkan.
Selain itu, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 harus dijalankan dengan konsisten.
Kemenkes akui
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui capaian testing dan tracing di wilayah yang menerapkan PPKM Level 4 mengalami penurunan dalam 3 hari terakhir.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hanya 5 kabupaten/kota di Pulau Jawa yang memiliki jumlah tes Covid-19 mendekati target atau di atas 90 persen.
Kelima daerah itu adalah Kota Jakarta pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sumenep.
"Khusus capaian terhadap target testing dan tracing di daerah PPKM level 4 adalah masih rendah, terutama 3 hari terakhir yang terus mengalami penurunan," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Rabu.
Baca juga: Kemenkes Akui Tes Covid-19 di Daerah PPKM Level 4 Turun 3 Hari Terakhir
Kendati demikian, Nadia mengklaim jumlah testing dan tracing secara nasional meningkat.
Nadia mengatakan, untuk memaksimalkan penemuan kasus dan menurunkan positivity rate, jumlah testing terhadap suspek dan kontak erat perlu ditingkatkan.
Saat ini, angka positivity rate masih di atas 5 persen dan di beberapa provinsi masih terjadi peningkatan kasus.
Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah meningkatkan jumlah testing dengan melibatkan kader, mahasiswa, bidan, Babinsa dan Babinkamtibmas mengingat Kemenkes ikut mendukung upaya testing dan tracing melalui anggaran operasional.
"Seluruh provinsi dan kabupaten/kota harus meningkatkan upaya pemeriksaan kontak erat, karena rasio kontak erat dengan jumlah penduduk masih rendah yaitu kurang dari 5 kontak erat per minggu, sementara target yang kita harapkan adalah lebih dari 9 kontak erat per minggu," kata Siti.
Secara terpisah, Nadia mengatakan, penurunan pemeriksaan spesimen di beberapa daerah terjadi kemungkinan karena adanya hari libur Idul Adha dan pelaporan dari daerah yang memiliki dua sistem yaitu manual dan elektronik.
"Rutin (daerah laporkan testing), tapi mereka kan dua sistem manual dan sistem elektronik dan tergantung petugas/SDM yang bisa melaporkan," tuturnya.
Target 400.000
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimistis pemeriksaan Covid-19 (testing) dapat ditingkatkan hingga 400.000 per hari.
"Sangat bisa di atas 100.000 testing per hari. Ini kan mau kita ambil (testing) sampai 400.000 per hari," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari tayangan B-Talk KompasTV, Rab
"Sekarang kita sekitar 250.000 sehari. Jika libur memang menurun (jumlah tes)," lanjutnya.
Baca juga: Luhut Pastikan Testing Covid-19 Bisa Capai 400.000 Per Hari
Menurut Luhut, tidak hanya meningkatkan testing, ke depannya proses pelacakan dan treatment juga dilakukan lebih masif dengan adanya rumah-rumah karantina.
Ia mencontohkan, jika ada satu orang positif, orang-orang yang sekelompok dengannya akan langsung dikarantina.
"Lalu nanti keluarganya kita urus. Supaya jangan menulari keluarganya. Jadi kita mencoba memutus tali penyebaran Covid-19 ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, dengan upaya testing, tracing dan treatment yang masif, pemberian paket obat-obatan untuk warga yang melakukan isoman dan percepatan vaksinasi, pemerintah berharap kondisi pandemi akan membaik.
"Sehingga nanti soal keterisian tempat tidur akan membaik. Juga untuk kebutuhan oksigen akan berkurang," ucap Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.