Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bioplastik dari Rumput Laut Jadi Solusi Alternatif Atasi Pencemaran Laut

Kompas.com - 15/07/2021, 16:47 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) selalu berupaya mengatasi permasalahan sampah plastik, terutama yang berkaitan dengan pencemaran laut akibat sampah plastik.

Salah satu upaya tersebut dilakukan Kementerian KP dengan proyek penelitian melalui Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM).

Di bawah supervisi BRSDM, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, yaitu dengan bioplastik berbahan rumput laut.

Peneliti LRMPHP Putri Wullandari menjelaskan, rumput laut merupakan salah satu bahan potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik.

Baca juga: Bioplastik Hingga Tote Bag, Tas Belanjaan Mana yang Ramah Lingkungan?

“Sebab, rumput laut mengandung senyawa karagenan. Senyawa ini adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan dan menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Untuk diketahui, fikokoloid adalah zat koloidal hidrofilik yang diperoleh dari rumput laut.

Dalam penelitian tersebut, Putri mengatakan, pihaknya menggunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan.

“Metode casting biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik. Namun, metode ini memiliki kelemahan, yaitu belum dapat diproduksi secara massal,” ucapnya, saat menghadiri kegiatan “Sharing Session BRSDM” yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BRSDM, Rabu (7/7/2021).

Baca juga: Dukung 3 Program Prioritas Menteri KKP, BRSDM Luncurkan Buku Kampung Perikanan Budi Daya

Oleh karena itu, lanjut Putri, pihaknya memilih penggunaan metode ekstrusi untuk memproduksi bioplastik.

Perlu diketahui, metode ekstrusi adalah proses mengeluarkan material melalui jalur tertentu sehingga menghasilkan bentuk panjang dengan penampang seperti lubang jalur.

“Ekstrusi merupakan proses yang berkesinambungan. Bahan baku plastik akan meleleh dan dibentuk menjadi panjang secara terus-menerus dengan profil konstan cross-sectional. Kemudian, produk dapat dipotong menjadi panjang yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu,” tambahnya.

Putri menambahkan, untuk rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian bioplastik meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer.

Baca juga: Toilet Pengompos hingga Bioplastik, Solusi Pemulihan Citarum yang Ditawarkan LIPI

Pertama, adalah mixer. Alat ini memiliki spesifikasi kapasitas tangki 5 kilogram (kg), dilengkapi sistem pengaduk berputar setengah Horse Power (HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 Watt (W).

Untuk material mesin, kata Putri, menggunakan stainless steel dan hard chrome.

“Kedua, extruder. Alat ini merupakan tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg per jam,” jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com