Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Minta Faskes Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 hingga Akhir Juli

Kompas.com - 13/07/2021, 19:36 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta fasilitas kesehatan bersiap dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi hingga akhir Juli 2021.

"Kalau saya melihat, mungkin kita harus antisipasi sampai akhir bulan ini, kita harus benar-benar mempersiapkan fasilitas kesehatan kita," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Menkes: Tidak Usah Panik...

Berkaca pada gelombang pertama, awalnya ia memprediksi lonjakan kasus hanya terjadi pada dua pekan pertama Juli.

Namun, setelah melakukan rekalkulasi, lonjakan kasus Covid-19 diprediksi dapat bertahan hingga akhir Juli seiring cepatnya penularan seusai Lebaran.

"Begitu ketika lihat kenaikannya cepat sekali dalam dua minggu sesudah Lebaran, kita melakukan rekalkulasi berdasarkan data-data yang ada di India karena kenaikannya juga cepat sekali," kata Budi.

Baca juga: Varian Delta Masih Menyebar, Menkes Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas

Oleh sebab itu, Budi mewanti-wanti seluruh pihak agar membatasi mobilitas guna mencegah penularan Covid-19, khususnya yang disebabkan oleh varian Delta.

Ia mengingatkan, apabila penularan Covid-19 kembali melonjak maka kapasitas rumah sakit pun akan semakin penuh.

"Kalau sudah sampai rumah sakit itu sudah di hilir, itu sudah akibat. Kita mesti benar-benar mendidik mengajak semua rakyat agar di depannya kita perketat," ujar Budi.

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan pada 6 Juli 2021, tercatat 553 kasus varian baru virus corona di Indonesia.

Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari enam varian baru virus Corona yaitu Alpha, Beta, Delta, Eta, Lota, dan Kappa.

Dari keenam varian itu, varian Delta terlihat paling mendominasi di Indonesia dibandingkan varian lainnya yaitu sebanyak 436 kasus.

Kemudian varian Beta berada pada urutan kedua dengan jumlah 57 kasus, 51 Alpha, 5 Eta, 2 Kappa, dan 2 kasus varian Lota.

Kepala Pusat Genom Nasional Lembaga Eijkman Safarina G Malik mengatakan, dominasi ini disebabkan karena varian Delta lebih mudah menular dibandingkan yang lainnya.

"Tren dominasi varian Delta ini juga terjadi di negara lain, seperti di Inggris dan Amerika Serikat,” ujar Safarina kepada Kompas.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com