Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Heran Dapat Gelar Profesor, Megawati: Saya Pikir Apa Ya Hasil Saya?

Kompas.com - 29/06/2021, 17:22 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri mengaku kaget saat tahu ia akan dianugerahi gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan beberapa waktu lalu.

Megawati heran karena ia bingung tentang apa karya yang telah ia hasilkan. Namun, ia menyadari bahwa gelar yang akan ia terima merupakan hasil penilaian orang lain.

"Waktu saya dapat profesor belum lama, saya sendiri kaget saya mau dapat gelar profesor, saya pikir apa ya hasil saya, ternyata kan yang menilai orang lain," dalam acara Sarasehan Nasional "Indonesia Muda Membaca Bung Karno" yang ditayangkan akun YouTube Megawati Institute, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Orasi Profesor Kehormatan Megawati, Pernah Dicap Komunis hingga Bicara Pencitraan...

Megawati mengatakan, ia akhirnya dianugerahi gelar profesor kehormatan di bidang kepemimpinan stratejik oleh Universitas Pertahanan.

Menurut dia, gelar yang diperolehnya itu merupakan bukti bahwa ia dinilai berhasil selama memimpin PDI Perjuangan.

Ia pun mengenang ketika partainya diremehkan oleh orang lain dan disebut sebagai partai sandal jepit.

Namun, Megawati mengaku justru bangga ketika PDI-P disebut sebagai partai sandal jepit.

"Jadi apa yang saya pimpin berhasil, bikin partai dari yang disebut partai rakyat, partai sandal jepit. Saya katakan pada mereka, saya sebagai ketua umummu bangga partai saya hanya partai rakyat yang sandalnya sandal jepit," kata Megawati.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga bercerita bahwa hidupnya bak roda yang berputar.

Ibarat roda, ia pernah berada di atas ketika sang ayah, Soekarno, menjabat sebagai presiden pertama Indonesia.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui soal Profesor, Gelar yang Diperoleh Megawati dari Unhan

Namun, bak roda pula, kehidupan Megawati dan keluarga berputar ke titik rendah setelah Soekarno lengser sehingga Megawati pun mesti menjalani hidup sebagai rakyat biasa.

Menurut Megawati, hal itu pun dapat ia atasi karena ia dan keluarganya memiliki fighting spirit yang membuatnya kini diganjar oleh berbagai penghargaan.

"Akhirnya saya sekarang diakui, doktor honoris causa saya, nanti kalau saya bilang begini nanti dibilang 'Wah ibu mejeng untuk cari nama' no. Kenyataan, doktor honoris causa saya sembilan, karena covid masih menunggu 4 lagi, terbayangkan tidak?" kata Megawati.

Megawati dikukuhkan sebagai profesor kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik Universitas Pertahanan RI pada Jumat (11/6/2021) lalu.

Baca juga: Megawati: Ada yang Bilang Saya Memuji Diri Sendiri...

Rektor Universitas Pertajanan Lasamana Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian mengatakan, gelar tersebut diberikan karena Megawati dinilai berhasil mengatasi krisis multidimensi di era pemerintahannya.

"Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia," ujar Octavian dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com