JAKARTA, KOMPAS.com – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro merupakan bentuk lockdown versi mikro di tingkat RT dan RW.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menyampaikan, kebijakan PPKM mikro merupakan opsi terbaik untuk menekan laju penyebaran Covid-19.
“Jadi micro lockdown ini sebenarnya sudah baik dan artinya kalau di RT itu ada lima rumah yang positif maka dia akan di-microlockdown, orang luar tidak boleh masuk,” kata Alexander dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk “Covid Gawat Darurat”, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: 35 Orang Positif Covid-19, Satu RT di Jagakarsa Jaksel Di-lockdown
Alexander menjelaskan, sebelum memberlakukan PPKM mikro, pemerintah sudah mencoba menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan PPKM.
Namun, hasil implementasi PSBB dan PPKM itu disebut masih tidak maksimal.
“Kalau kita mau lockdown secara besar kita sudah PSBB, tapi enggak berhasil juga, 10 April sampai 10 Januari 2021 Kita sudah melaksanakan PSBB di 20 wilayah. Enggak maksimal juga,” ujar Alexander.
“Kemudian 11 sampai 25 Januari 2021 kita PPKM, tidak juga maksimal,” ucap dia.
Baca juga: Polres Tangsel Gelar Vaksinasi Covid-19, Berikut Cara Daftar dan Lokasinya
Menurut dia, hal ini terjadi karena kurangnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Alexander pun mencontohkan satu kejadian saat ada warga yang bersikeras melakukan mudik di waktu libur Lebaran lalu.
“Ya masyarakatnya. Lihat aja kemarin orang mudik. Yang marah-marah di mobil siapa? Ibu-ibu kan. Kalau sudah ibu yang marah, ya bapaknya yang nyopir juga emosi juga. Persoalannya di situ,” kata dia.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti sikap masyarakat yang menolak tes Covid-19 di Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu.
Ia menilai banyak masyarakat masih menolak dilakukan tes swab Covid-19.
Padahal, ia mengatakan, strategi pemerintah untuk meredam laju penyebaran Covid-19 adalah dengan melaksanakan 3T (testing, tracing, treatment), protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak), dan vaksinasi.
“Kemudian kita lihat di Jembatan Suramadu. kita mau cegat mereka dikasih swab yang gratis saja bisa ngajak kita duel,” tutur dia.
“Jadi artinya itu yang harus kita lihat bahwa respons masyarakat itu bermacam-macam,” ucap Alexander.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.