Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Wisata Berbasis Vaksin Dikhawatirkan Picu Peningkatan Kasus Covid-19

Kompas.com - 26/06/2021, 12:24 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS - Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mempertanyakan rencana menjadikan Bali sebagai pilot project wisata berbasis vaksin. Rencana ini dilontarkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Netty khawatir, wacana tersebut dapat memicu tingginya mobilitas masyarakat yang akan berpengaruh pada peningkatan kasus Covid-19.

"Menurut saya, hendaknya pemerintah tidak membuat program yang justru bisa memicu tingginya mobilitas masyarakat. Jangan sampai menjadi program populis yang tidak saintifik," kata Netty saat dihubungi, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Bali Akan Jadi Pilot Project Wisata Berbasis Vaksin, Epidemiolog: Jangan Sekarang

Netty menegaskan, kebijakan yang dibutuhkan saat ini adalah pengetatan mobilitas semaksimal mungkin untuk menekan penularan Covid-19, bukan sebaliknya.

"Saya khawatir alih-alih menyelenggarakan program yang bertujuan memulihkan ekonomi malah membuat kita makin kolaps menghadapi pandemi," ujar Netty.

Wakil Ketua Fraksi PKS itu pun mengingatkan, program work from Bali yang dicetuskan oleh pemerintah menjadi salah satu penyebab tingginya lonjakan kasus di Pulau Dewata.

Padahal, di sisi lain, Bali merupakan salah satu wilayah dengan tingkat jangkauan vaksin tertinggi di Indonesia.

"Ternyata tingginya cakupan sasaran vaksinasi di Bali belum bisa menjamin daerah tersebut aman dari Covid-19," ujar Netty.

Baca juga: Bali Jadi Pilot Project Wisata Berbasis Vaksin, Anggota DPR: Ujung-ujungnya Penularan Covid-19 Makin Menggila

Netty juga menekankan bahwa hingga saat ini belum ada bukti nyata bahwa orang yang sudah divaksinasi bisa aman 100 persen dari Covid-19.

Artinya, vaksin tidak serta merta membuat orang kebal dari Covid-19, melainkan untuk meminimalisasi risiko penularan.

"Begitu cara pandangnya, jangan dibolak-balik. Jika pemerintah punya program pariwisata berbasis vaksin, tentu pertanyaan mendasar apakah pemerintah memiliki jaminan tidak akan terjadi penularan di Bali?" kata dia.

Sebelumnya, Sandiaga mengatakan, rencana wisata berbasis vaksin merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor ekonomi.

Perekonomian Bali terus mengalami kontraksi mendalam akibat pandemi.

“Kami ditugaskan menyiapkan program wisata vaksinasi ini. Oleh karena itu, kita hadirkan program wisata berbasis vaksin dan Bali terpilih (sebagai pilot project). Tetapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya juga akan diberlakukan program tersebut,” kata Sandiaga, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Sandiaga Uno: Bali Bakal Jadi Pilot Project Wisata Berbasis Vaksin

Lewat wisata berbasis vaksin, wisatawan akan ditawarkan paket wisata dan pemberian vaksin Covid-19. Namun, pemberian vaksin dalam paket ini diprioritaskan untuk wisatawan lokal.

Sedangkan vaksin untuk wisatawan mancanegara akan bekerja sama dengan asosiasi yang dikemas dalam bingkai vaksin mandiri sehingga tidak akan mengambil porsi vaksin gratis untuk warga Indonesia.

Meski begitu, rencana tersebut terus difinalisasi dan akan diluncurkan bersama Gubernur Bali. Terkait dengan pembukaan pariwisata Bali juga masih dalam tahap finalisasi.

Pembukaan pariwisata Bali tergantung pada situasi pandemi Covid-19, baik di dalam maupun di luar negeri.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com