Semakin cepat vaksinasi rampung, herd immunity atau kekebalan komunal diharapkan dapat segera terbentuk.
"Maka sebelum itu tercapai, kita harus tetap disiplin dan menjaga diri terutama memakai masker," kata dia.
Tak pandang bulu
Jokowi menyebut, disiplin protokol kesehatan harus diterapkan seluruh pihak.
Sebab, pandemi virus corona nyata dan tak mengenal diskriminasi status ekonomi, agama, maupun suku bangsa.
"Penyakit ini tidak mengenal ras maupun diskriminasi. Setiap orang, tidak peduli apa asal-usulnya, status ekonominya, agamanya, maupun suku bangsanya, semuanya dapat terkena," ucap Jokowi.
"Ini penyakit yang tidak melihat siapa kita. Jika kita tidak berhati-hati dan berdisiplin menjaga diri kita, bisa kena," tuturnya.
Presiden menyebut, upaya penanganan wabah corona butuh peran semua pihak. Tanpa kesatuan, kata dia, Indonesia tidak akan mampu menghentikan laju penularan virus corona.
PPKM mikro, bukan lockdown
Selain penekanan protokol kesehatan, pemerintah juga melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro untuk menghadapi lonjakan Covid-19.
Jokowi mengatakan, PPKM mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menangani pandemi di Tanah Air.
"Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini untuk mengendalikan Covid-19 karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat," katanya.
Baca juga: Jokowi: Saya Menyambut Usulan PSBB dan Lockdown, tetapi PPKM Mikro Paling Tepat
Dengan memburuknya situasi pandemi, Jokowi mengaku menerima banyak masukan, baik dari pribadi, kelompok, maupun masyarakat.
Salah satu usulan yang ia terima yakni mengenai pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown.
Pemerintah pun telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19 dengan memperhitungkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik, juga pengalaman-pengalaman dari negara lain.