Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Soekarno Dibuat Kesal Menunggu Presiden AS Eisenhower

Kompas.com - 18/06/2021, 18:09 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Soekarno pernah dibuat kesal saat melawat ke Amerika Serikat (AS) pada 1960 kala hendak bertemu dengan Presiden Dwight Eisenhower.

Dalam autobiografinya yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, Soekarno pun menceritakan kekesalannya dimulai sejak ia mendarat di Washington DC.

Ketika itu Eisenhower tak menyambutnya di bandara. Padahal biasanya Bung Karno hampir selalu disambut langsung di bandara oleh presiden yang negaranya ia kunjungi.

Baca juga: Soekarno dan Hatta, Dwitunggal yang Terpisahkan oleh Politik tetapi Tetap Bersahabat

Soekarno Kembali dibuat kesal saat Eisenhower tak menyambutnya di pintu Gedung Putih saat ia tiba di sana.

“Dia (Eisenhower) tak menyongsong kedatanganku di pintu Gedung Putih. Kukira untuk ini aku masih bisa berkata baiklah,” cerita Bung karno dalam autobiografinya yang ditulis Cindy Adams.

Namun Soekarno tak bisa lagi menahan emosinya saat disuruh menunggu hampir satu jam untuk bertemu Eisenhower. Ia lalu bangkit dari duduknya dan mendatangi petugas protokoler Gedung Putih.

“Apakah saya harus menunggu lebih lama lagi? Oleh karena kalau harus begitu saya akan berangkat sekarang juga,” kata Soekarno kepada petugas protokoler Gedung Putih yang mendampinginya.

Petugas protokoler yang dihampiri Bung Karno itu tiba-tiba panik bukan kepalang. Ia lalu meminta maaf dan berlari menuju ruangan Eisenhower.

Baca juga: Tjokroaminoto dan Dapur Nasionalisme Soekarno

“Kemudian keluarlah Eisenhower. Dia tidak minta maaf. Bahkan tidak berusaha menyampaikan Ketika akhirnya aku diiringkan untuk masuk,” ucap Bung Karno.

Kesannya yang buruk terhadap Eisenhower itu dan kebijakan AS yang dianggapnya mendikte Indonesia akhirnya membuat Bung Karno lebih dekat dengan para pemimpin dari negara-negara berhaluan komunis seperti Uni Soviet dan China.

Maka, tak lama setelah pertemuan itu, saat Eisenhower menawari bantuan, Bung Karno menjawab dengan kalimatnya yang terkenal, ‘go to hell with your aid’ (pergi ke neraka dengan bantuanmu).

Karena kedekatannya dengan Soviet dan China, Bung Karno akhirnya dituding berpihak kepada kelompok komunis. Soekarno pun membantah langsung tudingan tersebut.

“Tak seorang pun manusia progresif yang berpikiran sehat akan menentang cita-cita komunis dalam bidang sosial dan ekonomi. Kami menyetujui ini semua. Akan tetapi aku tidak mungkin melupakan Tuhan,” tutur Bung karno dalam autobiografinya itu.

Baca juga: Kisah di Balik Patung Soekarno Menunggang Kuda yang Diresmikan Prabowo di Kemhan

“Aku tidak mungkin membuang nasionalisme dan aku tidak dapat membayangkan bagaimana kau bisa melepaskan diri dari kecongkakan. Jadi aku tidak mungkin menjadi seorang komunis,” ujar Soekarno.

Bung Karno juga menjawab soal kedekatannya dengan negara-negara yang berhaluan komunis. Ia merasa kala itu Indonesia lebih dihargai saat menjalin hubungan dengan Uni Soviet dan China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com