Salin Artikel

Saat Soekarno Dibuat Kesal Menunggu Presiden AS Eisenhower

Dalam autobiografinya yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, Soekarno pun menceritakan kekesalannya dimulai sejak ia mendarat di Washington DC.

Ketika itu Eisenhower tak menyambutnya di bandara. Padahal biasanya Bung Karno hampir selalu disambut langsung di bandara oleh presiden yang negaranya ia kunjungi.

Soekarno Kembali dibuat kesal saat Eisenhower tak menyambutnya di pintu Gedung Putih saat ia tiba di sana.

“Dia (Eisenhower) tak menyongsong kedatanganku di pintu Gedung Putih. Kukira untuk ini aku masih bisa berkata baiklah,” cerita Bung karno dalam autobiografinya yang ditulis Cindy Adams.

Namun Soekarno tak bisa lagi menahan emosinya saat disuruh menunggu hampir satu jam untuk bertemu Eisenhower. Ia lalu bangkit dari duduknya dan mendatangi petugas protokoler Gedung Putih.

“Apakah saya harus menunggu lebih lama lagi? Oleh karena kalau harus begitu saya akan berangkat sekarang juga,” kata Soekarno kepada petugas protokoler Gedung Putih yang mendampinginya.

Petugas protokoler yang dihampiri Bung Karno itu tiba-tiba panik bukan kepalang. Ia lalu meminta maaf dan berlari menuju ruangan Eisenhower.

“Kemudian keluarlah Eisenhower. Dia tidak minta maaf. Bahkan tidak berusaha menyampaikan Ketika akhirnya aku diiringkan untuk masuk,” ucap Bung Karno.

Kesannya yang buruk terhadap Eisenhower itu dan kebijakan AS yang dianggapnya mendikte Indonesia akhirnya membuat Bung Karno lebih dekat dengan para pemimpin dari negara-negara berhaluan komunis seperti Uni Soviet dan China.

Maka, tak lama setelah pertemuan itu, saat Eisenhower menawari bantuan, Bung Karno menjawab dengan kalimatnya yang terkenal, ‘go to hell with your aid’ (pergi ke neraka dengan bantuanmu).

Karena kedekatannya dengan Soviet dan China, Bung Karno akhirnya dituding berpihak kepada kelompok komunis. Soekarno pun membantah langsung tudingan tersebut.

“Tak seorang pun manusia progresif yang berpikiran sehat akan menentang cita-cita komunis dalam bidang sosial dan ekonomi. Kami menyetujui ini semua. Akan tetapi aku tidak mungkin melupakan Tuhan,” tutur Bung karno dalam autobiografinya itu.

“Aku tidak mungkin membuang nasionalisme dan aku tidak dapat membayangkan bagaimana kau bisa melepaskan diri dari kecongkakan. Jadi aku tidak mungkin menjadi seorang komunis,” ujar Soekarno.

Bung Karno juga menjawab soal kedekatannya dengan negara-negara yang berhaluan komunis. Ia merasa kala itu Indonesia lebih dihargai saat menjalin hubungan dengan Uni Soviet dan China.

Ia lantas menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Soviet. Di sana ia disambut dengan meriah begitu turun dari pesawat, sekalipun pesawat yag digunakannya bauta Amerika Serikat (AS).

“Di Moskow 150 orang barisan musik menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai penyambutan terhadap kedatanganku di lapangan terbang. Sungguhpun aku datang dengan sebuah pesawat Amerika,” tutur Bung Karno.

“Pemandangan ini menyebabkan mataku berlinang-linang karena bangga. Bangga karena negeri kami sudah sampai mendapat penghormatan yang demikian,” lanjut dia.

Demikian pula saat melawat ke China. Bung Karno mendapat sambutan meriah dengan pawai besar dan tembakan penghormatan.

“Orang-orang yang bersamaku pun merasa bangga kepadaku. Bangga karena bangsa kami yang telah diinjak-injak telah mengambil tempatnya. Berdiri di antara bangsa-bangsa yang besar,” lanjut Bung Karno.

Adapun hubungan Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno dengan AS sempat membaik Ketika John F Kennedy terpilih sebagai presiden.

Usai dilantik, Kennedy bahkan mengundang Bung karno ke AS. Undangan tersebut diterima dengan senang hati oleh Soekarno.
DI Washington, keduanya pun berkeliling bersama di langit ibu kota AS dengan menggunakan helicopter Sikorsky S-61.

“Saat berkeliling lalu ia (Kennedy) bertanya apakah aku tidak ingin memiliki helicopter seperti kepunyaannya itu,” tutur Soekarno.

Bung Besar pun menerima dengan riang hadia pemberian Kennedy itu. Namun pada 1963 Kennedy meninggal dunia akibat ditembak orang tak dikenal. Soekarno pun merasa kehilangan.

“Andai kata Presiden Kennedy masih hidup, Indonesia dan Amerika Serikat mungkin tidak akan hanyut terpisah jauh satu sama lain,” kenang Soekarno dalam autobiografinya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/18/18094481/saat-soekarno-dibuat-kesal-menunggu-presiden-as-eisenhower

Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke