Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh di Sidang Pengukuhan Profesor Kehormatan Megawati, Ridwan Kamil hingga Sejumlah Menteri

Kompas.com - 12/06/2021, 12:01 WIB
Wahyuni Sahara,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, resmi menjabat sebagai Profesor Kehormatan atau Guru Besar tidak tetap di Universitas Pertahanan RI.

Pengukuhan Mega sebagai Profesor digelar di Aula Merah Putih, Unhan, Sentul, Bogor pada Jumat (11/6/2021).

Pada acara pengukuhan Mega didampingi ketiga anaknya yaitu Mohammad Rizki Pratama, Mohammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani.

Baca juga: Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Profesor Kehormatan di Unhan RI

Hadir pula sejumlah menteri di jajaran Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini,

Kemudian, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Selain jajaran Kabinet Indonesia Maju, hadir juga Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil.

Dilansir Antara, tak ketinggalan hadir dari unsur militer dalam pengukuhan Megawati.

Mereka adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.

Baca juga: Orasi Profesor Kehormatan Megawati, Pernah Dicap Komunis hingga Bicara Pencitraan...

Dalam pengukuhannya, Megawati menyampaikan orasi ilmiah terkait kepemimpinan strategis.

Menurutnya, kepemimpinan strategis tidak hanya diukur dari keberhasilan di masa lalu, tetapi juga harus berkorelasi dengan masa kini.

Ia juga menyingung bahwa kepemimpinan strategik tak bisa berdiri atas dasar pencitraan dalam orasinya. Kepemimpinan strategik, kata Mega, harus turun langsung ke lapangan dengan rakyat kecil.

Mega pun mengutip peneliti asal Amerika Serikat Jim Collins yang menyebut kepemimpinan strategik berprinsip membangun organisasi jauh lebih penting daripada sekadar popularitas diri.

Baca juga: Megawati: Ada yang Bilang Saya Memuji Diri Sendiri...

Ketum PDI-P itu mengingatkan, kepemimpinan strategik membutuhkan kerja turun ke bawah di mana langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Oleh karena itu, Megawati mengajak seluruh elemen di jajaran pemerintahan untuk mengambil hikmah dari kepemimpinan strategik guna melayani rakyat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com