Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ANRI: Arsip Harus Jadi Memori Kolektif Bangsa

Kompas.com - 09/06/2021, 20:10 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Selain itu, ada pula tantangan dari ketersediaan arsiparis di Indonesia. Dari kebutuhan 140.000 arsiparis, sebut Iman, baru ada 6.972 arsiparis di Indonesia.

"Dari 6.000-an itu, yang punya sertifikasi baru 3.000-an, separuh. Bayangkan," ujar Iman.

Baca juga: ANRI Terima Puluhan Surat Penting yang Rusak karena Banjir

Terkait target digitalisasi 2024, Iman menyebut tahapan langkahnya dimulai dengan kinerja kearsipan kementerian dan lembaga negara di tingkat pusat harus seluruhnya minimal bernilai baik.

Kemudian pada 2022 target serupa dilakukan untuk tingkat provinsi sembari menguatkan kinerja di tingkat pusat. Disambung, pada 2023 target berlanjut ke tingkat kabupaten kota dengan penguatan di tingkat provinsi dan nasional.

Yang jelas, tegas Iman, digitalisasi arsip di tingkat kementerian dan lembaga negara di tingkat pusat harus benar-benar sudah tuntas pada 2024. 

"Umpama pun pindah Ibu Kota itu jadi, tidak lagi masalah, karena semua terdigitalisasi," ujar Iman memberikan gambaran pentingnya digitalisasi arsip ini.

Tak cuma digitalisasi

Meski turut dikenai mandat digitalisasi sebagaimana ketentuan di Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintaha Berbasis Elektronik, ANRI tetap akan fokus pula pada pengelolaan arsip fisik atau manual.

"Yang manual tetap ditertibkan karena itu bukti," ujar Iman.

Sebelumnya, Taufik menyebut pula, kesadaran soal arsip memang mencakup kelengkapan. Ini tidak hanya untuk instansi pemerintah tetapi juga bagi individu masyarakat.

"Kesadaran masyarakat juga jadi tantangan untuk menjaga arsip, harus lengkap. Untuk hal-hal terkait hukum, (arsip yang lengkap dan terkelola) pasti memberi dukungan," ungkap Taufik.

Baca juga: Indonesia Rawan Bencana, ANRI Buka Layanan Restorasi Arsip Penting 

Taufik mengingatkan, arsip tidak terbatas pada bidang tata kelola pemerintahan. Ada juga sisi kemajuan budaya di dalamnya.

Bila tata kelola menyangkut akuntabilitas, transparansi, dan alat bukti, ungkap Taufik, arsip sebagai wahana kemajuan budaya merupakan media pembelajaran bagi generasi mendatang. 

"Kami sedang membangun pusat-pusat kajian arsip. Misal, kajian arsip tentang tsunami di Aceh, juga tentang korupsi yang kemarin bekerja sama dengan KPK," sebut Taufik.

Taufik berharap ke depan arsip dapat menghadirkan pula pusat-pusat kajian lain di berbagai sektor. Harapan ini seiring dengan upaya membangun kesadaran masyarakat tentang arsip.

"Kami tidak mau cuci tangan... (Tapi, kesadaran tentang) arsip keluarga dan pribadi belum tumbuh sesuai harapan," aku Taufik.

Menurut Taufik, membangun kesadaran tentang arsip apalagi hingga pemanfaatan sampai ke tataran kebudayaan butuh urun tangan dari banyak pihak, baik dari pengambil kebijakan, keuangan, maupun publik sebagai sasaran pengguna jangka panjang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com