Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Konten Atta-Aurel Soal Keguguran, Sikap Kritis Netizen Dibutuhkan

Kompas.com - 25/05/2021, 07:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida menilai, perlu ada sikap kritis dari warganet untuk mengatasi persoalan mengenai konten di dunia maya.

Hal itu disampaikan Ida menanggapi video-video yang dibuat YouTuber Atta Halilintar mengenai keguguran yang dialami oleh sang istri, Aurel Hermansyah.

"Berpulang pada sikap kritis netizen, apakah akan terus menerus mengonsumsinya, tanpa ada manfaat berarti bahkan lebih banyak biaya yang dikeluarkan," kata Ida saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Menurut Ida, seiring dengan kritisnya warganet, maka warganet akan lebih selektif dalam memilih konten-konten yang akan mereka konsumsi.

Baca juga: Berkaca pada Konten Atta-Aurel soal Keguguran, YouTuber Diingatkan Jangan Hanya Berorientasi pada Uang

Hal itu akan berpengaruh pada kualitas konten yang dibuat oleh influencer karena mereka akan membuat konten yang disukai oleh warganet yang kritis.

Terlebih, menurut Ida, kontrol dari negara terhadap konten-konten yang ada di media baru seperti YouTube tidak sekuat kontrol terhadap media arus utama.

"Netizen punya kemampuan mengontrol dalam bentuk aksi kolektif, meski harus berhadapan dengan netizen yang pro. Di sinilah proses edukasi alamiah bisa terjadi, itu yang saya maksud terjadi kontestasi," kata dia.

Baca juga: Atta Halilintar Geram, Aurel Sering Mendapat Komentar Jahat Hingga Dituding Hamil Duluan

Ida menuturkan, daya kritis warganet dalam menyikapi konten-konten yang membahas kehidupan pribadi, seperti yang dilakukan Atta, memang masih rendah.

"Sementara uniknya ada sikap pro kontra di antara para netizen, dan itupun bisa dikomodifikasikan," ujar Ida.

Tidak Berorientasi Uang

Kendati demikian, Ida juga mengingatkan agar content creator atau influencer di dunia maya mesti mempertimbangkan masak-masak konten yang mereka sajikan kepada publik, tidak melulu berorientasi pada jumlah audiens yang berujung pada monetisasi.

"Dalam konteks ini maka konten-kontennya perlu dan harus mempertimbangkan dampaknya pada publik, bukan hanya semata berorientasi pada jumlah viewers, subscribers, juga monetisasi oleh YouTube," kata Ida.

Ida menjelaskan, YouTube dan media sosial lainnya merupakan salah satu medium komunikasi yang digunakan guna menyampaikan pesan untuk kemudian diterima publik dengan berbagai tafsirnya.

Baca juga: Konten Keguguran Aurel Atta Banjir Kritik, Ahli Media LIPI Nilai Wajar

Sebagai media baru, YouTube dinilai tidak hanya memberikan kebebasan berekspresi baik dari sisi pembuat konten maupun audiens, tetapi juga kompetisi, kontestasi informasi, cara pandang, serta kepentingan.

Di satu sisi, kata Ida, audiens mendapatkan hiburan dan informasi, namun di sisi lain juga terdapat efek demonstratif yang disebabkan oleh sikap pembuat konten.

"Cara pandang, cara menyikapi sesuatu, sikap maupun perilaku para YouTuber tentu bisa berdampak pada cara pandang, sikap, dan perilaku publik karena YouTuber kondang diposisikan juga sebagai influencer," kata Ida.

Seperti diketahui, berita keguguran yang dialami Aurel sempat menuai simpati publik. Namun, Atta kini justru menjadi sorotan setelah konten-konten terkait Aurel keguguran terus tayang.

Tidak hanya dari video yang diunggah di YouTube Atta, tapi juga Gen Halilintar dan keluarga Anang. Bahkan ada pula konten yang bekerjasama dengan produk komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com