Jika dihitung, maka prosesi shalat Idul Fitri di kantor BNPB tak lebih dari 25 menit.
Lagi-lagi, pendek dan singkatnya waktu tadi merupakan bagian dari protokol kesehatan, yakni tidak lama-lama berkumpul.
Usai ibadah, menu “wajib” Lebaran, yakni ayam-opor telah terhidang di ruang Multi Media lantai 10.
Menu ditambah lauk rendang spesial kiriman mantan Sestama BNPB, Harmensyah.
Rombongan jamaah shalat Id yang sedikit itu makan bersama, setelah sebelumnya saling bermaaf-maafan secara jarak-jauh (tidak saling bersalaman).
Jika Anda berpikir, usai makan bubar, keliru. Sebab, Ketua Satgas, Doni Monardo melanjutkannya dengan kerja lagi.
Baca juga: Wapres: Selamat Idul Fitri, Mari Melanjutkan Perjuangan Keluar dari Pandemi
Kali ini ia melakukan pantauan dan menerima laporan. Utamanya laporan di daerah-daerah yang berpotensi terjadi lonjakan kasus, berdasar tren yang dihimpun tim data Satgas Covid-19.
“Perketat lalu-lintas manusia di penyeberangan Bakauheni – Merak. Sekalipun sudah mengantongi surat swab, harus dicek lagi secara cermat dan seksama. Tidak ada pengecualian. Jika positif, langsung dikarantina,” demikian instruksi Doni.
Setelah itu, Doni menghubungi anggota Satgas di berbagai daerah untuk tidak lengah, tidak mengendorkan pengawasan dan pengendalian pergerakan manusia.
Angan-angan usai shalat langsung pulang ke rumah pun pupus karena harus kembali tenggelam dalam rapat koordinasi terbatas di lantai 10.
Namun, semua memakluminya. Sebab justru hari-hari ini merupakan momentum krusial penentu naik-tidaknya grafik paparan Covid-19.
Bahwa diprediksi angka paparan Covid-19 naik setelah Idul Fitri, itu sebuah keniscayaan. Akan tetapi, tetap harus dilakukan segala upaya untuk bisa menekan angka lonjakan.
Doni mengarahkan anggota Satgas Covid-19 di berbagai daerah, untuk tidak segan-segan menerapkan lockdown skala mikro.
Dia mencontohkan lockdown mikro yang dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat bernama Ali, di Jambi.
Arahan Doni, jika satu RT/RW ada lebih dari lima orang atau sejumlah rumah yang isinya terpapar covid, maka segera lakukan lockdown di RT/RW tersebut.
Semua pihak harus segera mengawasi, mendukung, dan memastikan lockdown berlangsung tertib dan baik. Termasuk jaminan pasokan logistik.
Kata kunci mengendalikan Covid-19, tidak berubah: patuhi protokol kesehatan. Baik di musim libur atau di hari biasa, baik di rumah maupun di tempat ibadah, baik di tempat kerja ataupun di tempat wisata.
Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
“Kita memang harus terus cerewet. Sekali lagi, tidak masalah kita dianggap cerewet, karena tujuan kita adalah agar korban corona tidak berderet-deret,” tegas Doni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.