Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAL Sebut KRI Nanggala-402 Sudah Terbiasa Latihan Menembak Torpedo

Kompas.com - 06/05/2021, 15:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyatakan, kapal selam KRI Nanggala-402 sudah terbiasa melaksanakan latihan perang dengan menembakkan torpedo SUT.

Hal itu disampaikan Yudo dalam rapat kerja Komisi I DPR dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang membahas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala, Kamis (6/5/2021).

"Dapat dikatakan bahwa KRI Nanggala-402 sudah sering dan terbiasa melaksanakan penembakkan torpedo SUT, baik kepala perang maupun kepala latihan dengan berbagai sasaran, baik kapal-kapal permukaan maupun target latihan lainnya," kata Yudo dalam rapat, Kamis.

Baca juga: Komisi I DPR Rapat dengan Panglima TNI dan KSAL, Bahas Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Yudo menjelaskan, sejak pertama beroperasi hingga tenggelam, KRI Nanggala sudah melaksanakan 17 kali latihan penembakan torpedo SUT baik dengan kepala latihan maupun kepala perang.

"Dan dua kali melaksanakan penembakan kepala perang mengenai sasaran dan sasaran tenggelam," ujar Yudo.

Ia menuturkan, KRI Nanggala juga telah mengikuti latihan Gladi Tugas Tempur Pangkalan (Glagaspur) tingkat 1 dan 2 pada Juli-Agustus 2020 lalu yang menjadi syarat bagi kapal untuk melanjutkan latihan di tingkat berikutnya.

"Sehingga dri sisi kesiapan latihan, KRI Nanggala masih layak untuk melaksanakan latihan karena sudah diuji, sudah ditugas tempur tingkat 1 maupun tingkat 2," kata Yudo.

Dalam paparannya di hadapan anggota Komisi I DPR, Yudo juga menyebutkan, KRI Nanggala rutin menjalani pemeliharaan tingkat menengah.

Ia mengatakan, setelah menjalani perawatan overhaul di Korea Selatan pada 2012, KRI Nanggala-402 selalu mengikuti proses pemeliharaan tingkat menengah setiap tahunnya.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Panglima: Waktu yang Tepat Evaluasi Kondisi Alutsista TNI

Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam pada Minggu (25/4/2021) setelah sempat dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).

Saat itu, kapal selam buatan Jerman tahun 1979 itu semestinya menjalani latihan penembakan rudal dan torpedo di perairan utara Bali.

Sebanyak 53 personil KRI Nanggala pun dinyatakan gugur dalam peristiwa tersebut. Saat ini, TNI AL tengah berupaya untuk mengangkat badan KRI Nanggalan-402 yang tenggelam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com