Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Mutasi Ganda B.1.617 Masuk RI, Epidemiolog: Kasus Covid-19 Bisa Naik jika Lalai

Kompas.com - 03/05/2021, 18:56 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono ikut mengomentari terkait varian mutasi ganda B.1.617 dari India yang terdeteksi masuk ke Indonesia.

Pandu mengatakan, tak menutup kemungkinan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, apabila jumlah varian B.1.617 sudah banyak menyebar di beberapa wilayah dan masyarakat tak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau jumlah virus bermutasi itu (B.1.617) sudah di atas ambang tertentu, itu akan terjadi peningkatan yang sangat besar seperti di India, meski penduduk Indonesia seperlima dari India, tapi akan tetap terjadi peningkatan kalau masyarakat 3M menurun, kalau survelains testing juga turun," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Baca juga: Australia Ancam Penjarakan Warganya yang Langsung Pulang dari India

Oleh sebab itu, Pandu meminta masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman, serta membatasi mobilitas, baik keluar kota untuk mudik dan wisata di dalam kota.

Ia mengaku sangat prihatin beberapa hari terakhir masyarakat mulai tak disiplin menerapkan protokol kesehatan, sedangkan varian baru virus corona terus bermunculan.

"Dan kita enggak boleh bilang terlambat, sekarang ini diketahui (varian baru virus) sekarang kita berbuat, ketika ada sesuatu di India, kita harus berbuat lebih cepat lagi," ujar dia. 

"Tapi kan saya melihat itu enggak terjadi. Jadi saya memperkirakan kalau sudah seperti ini habis lebaran juga kasus akan meningkat," kata dia.

Lebih lanjut, Pandu mengatakan, varian mutasi ganda B.1.617 diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Menkes: Dua Kasus Covid-19 dari Mutasi Virus Asal India Ada di Jakarta

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah lebih tegas menyosialisasikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan agar lonjakannya kasus Covid-19 tidak terlalu tinggi.

"Kita harus berusaha keras supaya tidak terlalu tinggi, tidak sampai RS kolaps, tidak sampai banyak yang meninggal, nah itu yang harus disiapkan, harus betul-betul tegas lah bagaimana mendorong orang supaya memakai masker," kata Pandu. 

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membenarkan bahwa ada dua kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang disebabkan varian mutasi ganda B.1.617 dari India.

"Iya benar yang dimaksud varian B.1.617," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Menkes Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga mengatakan, ada dua kasus Covid-19 di Indonesia yang terjadi akibat penularan varian mutasi dari India.

Dua kasus tersebut dilaporkan ditemukan di DKI Jakarta.

Budi menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan, Senin.

Baca juga: Menkes Sebut Mutasi Virus Corona Asal India, Inggris, dan Afrika Selatan Sudah Masuk Indonesia, Total 16 Kasus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com