Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Optimalkan Produktivitas Pertanian, Dompet Dhuafa Gandeng UGM Ciptakan Inovasi

Kompas.com - 29/04/2021, 16:26 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comDompet Dhuafa menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam menciptakan berbagai inovasi guna merealisasikan produktivitas hasil pertanian yang optimal.

"Tentu kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan banyak dari para pihak yang expert di bidangnya masing-masing," ujar Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika Nasyith Majidi, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (29/4/2021).

Untuk itu, lanjut Nasyith, Dompet Dhuafa merangkul banyak pihak dan salah satunya adalah UGM yang memiliki expertise di banyak disiplin ilmu.

Pernyataan tersebut Nasyith Majidi sampaikan dalam sambutannya saat penandatanganan nota kerja sama antara Dompet Dhuafa dengan UGM di Yogyakarta, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Gandeng Komunitas Kampung Bacili, Dompet Dhuafa Garap Mural Mitigasi Bencana

Adapun kerja sama tersebut akan bergerak dalam penguatan pengelolaan zakat produktif di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Pengelolaan ini akan dimanfaatkan untuk pembiayaan beragam program pemberdayaan tersebut.

Dompet Dhuafa berharap, dampak yang dihasilkan dapat menstabilkan rantai pemasaran termasuk harga hasil panen. Dengan begitu, para petani dan peternak dapat memasuki level yang lebih baik.

Badan amal ini meyakini dengan mengembangkan dan menumbuhkan skala ekonomi masyarakat dari aspek pertanian, peternakan dan perikanan yang digeluti dapat memberikan dampak yang optimal.

Namun, Dompet Dhuafa menyadari, tujuan tersebut tidak dapat bergulir dengan kerja secara mandiri.

Dibutuhkan kolaborasi yang terukur, berupa pengembangan teknologi pertanian, peternakan dan perikanan secara maksimal.

Baca juga: Menggantungkan Harapan pada Teknologi Pertanian...

Selain itu, diperlukan pula tenaga pendamping yang handal serta hasil kaji dampak (riset) yang teruji sebagai tolok ukur keberhasilannya. Salah satunya melalui kerja sama dengan UGM.

Senada dengan Nasyith, Rektor UGM Panut Mulyono menyatakan, UGM terbuka dan siap membantu serta bersinergi dengan Dompet Dhuafa di berbagai bidang.

“Dari kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebagai lembaga sosial kemanusiaan, Dompet Dhuafa berfokus dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat pra sejahtera, terutama di pedesaan. Pemberdayaan ini turut menyasar pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Menurut Dompet Dhuafa, para pelaku pada sektor tersebut banyak terhimpit masalah ekonomi (saat ini).

Baca juga: Lewat Grebek Kampung, Dompet Dhuafa Bantu Kampung Halimun Cianjur

Padahal, Indonesia terkenal dengan julukan “gemah ripah loh jinawi”. Artinya, negeri agraris kepulauan dengan perairan dan lahan pertanian yang begitu luas.

Namun, sayangnya nasib sebagian besar petani atau petani tambak maupun nelayan masih belum masuk di level sejahtera.

Terlebih, biaya tinggi dan manajemen penghasilan yang tak seberapa, membuat banyak petani kelimpungan.

Ada sejumlah masalah yang mengintai pertanian di saat krisis pandemi Covid-19. Pertama, lahan sawah kian menyusut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, luas lahan baku sawah menurun dari 8,1 juta hektar (ha) pada 2015 menjadi 7,5 juta ha empat tahun setelahnya pada 2019.

Baca juga: Kementan Sebut Produksi Pangan Terkendali

Masalah kedua, upah sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan turun 5,95 persen akibat pandemi Covid-19. Dari seluruh lapangan usaha, sektor ini turun menempati posisi kedelapan.

Rata-rata upah pekerja di sektor tersebut sebesar Rp 1.907.188 per bulan atau kedua terendah dari 12 lapangan pekerjaan utama yang ada.

Artinya, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan belum mampu sepenuhnya menjadi bantalan ekonomi dalam masa resesi.

Minimnya kesejahteraan petani di kala pandemi juga tergambar dari nilai tukar petani (NTP) yang sempat menyentuh titik terendah pada Mei 2020, yakni 99,47.

Baca juga: Peduli Kesejahteraan Petani, Kementan Bentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah

Penyebabnya adalah penurunan indeks harga yang diterima petani (IT) lebih besar dari harga yang dibayar petani (IB).

Rinciannya, IT menurun 0,86 persen dan IB turun 0,01 persen. Petani terbilang sejahtera bila NTP menyentuh 100.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com