Tak mau bersedu sedan dengan keadaan tersebut, Ajeng pun mencoba bangkit. Rasa kepercayaan dirinya untuk bisa masuk TNI kembali tumbuh berkat dukungan orangtua hingga sanak saudara.
Pada 2014, tawaran untuk mengikuti tes kembali menghampirinya dari TNI AD dan TNI AU. Kali ini, ia mencoba peruntukannya di TNI AU.
Berbeda dengan tes pertama, Ajeng kali ini telah mempunyai modal dengan persiapan penuh agar bisa bergabung TNI.
Seleksi pun dijalaninya. Berkat kesiapannya yang lebih matang, Ajeng pun dinyatakan lulus. Keberhasilan ini secara tidak langsung mengikuti jejak sang Ayah, Kolonel Sus Prayitno, yang juga prajurit TNI AU.
Baca juga: Pantang Pulang Sebelum Padam ala Irma Hidayana, Inisiator Platform LaporCovid-19
Tak seperti yang dibayangkan Ajeng, ternyata perjuangan sesungguhnya adalah ketika diterima sebagai prajurit TNI AU.
Ajeng pun terus memompa semangat perjuangannya ketika menjalani pendidikan di AAU Yogyakarta selama empat tahun. Berhasil merampungkan pendidikannya dengan baik, Ajeng kemudian dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada 2018.
Setelah dilantik, Ajeng selanjutnya melanjutkan pendidikan dengan mengikuti sekolah penerbang di AAU Yogyakarta. Di sini, ia ditempa mulai dari potensi, akademia, hingga jasmani selama 1,5 tahun.
Setelah itu, ia dinyatalan lulus dengan menyandang predikat sebagai perempuan penerbang tempur pertama dalam sejarah TNI AU.
Baca juga: Cerita Kartini tentang Tata Krama di Keluarganya yang Ketat dan Cara Menyudahinya
Petualangan Ajeng kemudian dilanjutkan dengan menjalankan tugasnya di Skadron 15 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur. Skadron ini merupakan Satuan Tempur di bawah Komando Wing Tempur 300.
Di sini, ia ditempa sebagai penerbang tempur. Ia melahap segala ilmu pengetahuan mengenai pesawat tempur.
Namun, pengabdiannya di Skadron 15 tak berlangsung lama. Hanya tujuh bulan lamanya.
Pada Desember 2020, ia kemudian digeser ke Skadron 17. Skadron 17 merupakan Skadron VIP/VVIP pesawat kepresidenan.
Baca juga: Dilema Kartini, Perempuan yang Menuntut Pendidikan Setara dan Pentingnya Peran Ibu
Skadron ini berada di bawah naungan Wing Udara 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Di sini, Ajeng ditempa untuk menjadi calon kopilot yang akan membawa pesawat Boeing kepresidenan. Kesempatan untuk membawa pesawat ini terbuka lebar.
Mengingat, ia menjadi satu-satunya perempuan yang diproyeksikan akan menjadi kopilot. Hal ini seperti yang terjadi ketika dirinya didapuk sebagai perempuan pertama penerbang tempur.
"Selama ini belum ada. Saya saja," kata Ajeng.