Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Jozeph Paul Zhang, Pemerintah Diminta Tegas Atasi Narasi Kebencian

Kompas.com - 19/04/2021, 16:01 WIB
Tatang Guritno,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta untuk melibatkan masyarakat untuk memberantas radikalisme dan narasi kebencian yang beredar, termasuk yang disampaikan seseorang bernama Jozeph Paul Zhang yang viral di media sosial.

Pengamat terorisme dan intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan, negara perlu bertindak tegas dan segera mengambil langkah, sebab dapat menjadi pemicu konflik di masyarakat.

"Siapa pun juga tidak boleh melakukan penghinaan kepada agama lain atau pemeluknya. Sikap ini, apa pun alasannya, tidak dibenarkan karena bisa menjadi konflik antar-agama," tutur Riyanta kepada Kompas.com, Senin (19/4/2021).

Baca juga: Ditjen Imigrasi: Jozeph Paul Zhang Meninggalkan Indonesia Menuju Hongkong Tahun 2018

Namun, ketegasan dalam mengatasi narasi kebencian dianggap tidak cukup. Pemerintah juga diminta menggandeng pemuka agama untuk menghilangkan kebencian di masyarakat.

"Untuk hidup damai, saling menghargai, sehingga tidak ada celah lagi untuk saling membenci," kata dia.

Dia melanjutkan, masyarakat dari lingkup terkecil seperti keluarga mesti dirangkul oleh pemerintah. Sebab, di lingkungan terkecil paham radikalisme dan narasi kebencian terhadap kelompok lain bisa diredam.

"Karena masyarakat adalah kekuatan terbesar yang mampu melakukan deteksi dini radikalisme di lingkungan masing-masing terutama keluarga," ucap Riyanta.

Riyanta menjelaskan, jika masyarakat dilibatkan dalam pencegahan paham radikalisme, maka tidak ada celah untuk para narasi kebencian.

Baca juga: Anggota Komisi III Minta Pemerintah Cabut Paspor Jozeph Paul Zhang

Namun, sikap tersebut juga mesti dibangun dari para elite, dan tokoh-tokoh agama saling memberikan contoh dan teladan bagi para pengikutnya untuk hidup berdampingan dengan harmonis.

"Karena para elite dan tokoh agama akan menjadi teladan bagi masyarakat dan pengikutnya maka harus memberi contoh. Kalau semua bersatu dan kompak maka celah bagi narator kebencian akan sempit dan terbatas," ujar dia.

Sebagai informasi pria bernama Jozeph Paul Zhang mendadak menjadi perbincangan masyarakat karena konten YouTube-nya dianggap menistakan agama Islam.

Jozeph melalui videonya tersebut juga mengaku sebagai nabi ke-26 dan memberi tantangan akan memberi uang Rp 1 juta untuk siapapun yang bisa melaporkannya ke kepolisian atas kasus penistaan agama.

Baca juga: Jozeph Paul Zhang Diduga Tak di Indonesia, Polri Libatkan Interpol

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com