Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reshuffle Kabinet Dinilai Tidak Akan Melibatkan Banyak Kementerian

Kompas.com - 14/04/2021, 13:44 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno memprediksi, perombakan atau reshuffle kabinet yang hendak dilakukan Presiden Joko Widodo tidak akan menyasar banyak kementerian.

Menurut dia, reshuffle hanya sebatas pada penunjukan menteri untuk mengisi jabatan Menteri Investasi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) yang baru saja diungkap ke publik.

"Kemungkinan hanya melibatkan dua kementerian ini, siapa yang akan ditunjuk membidangi pendidikan dan investasi, dan siapa yang akan menjadi Menteri Investasi," sebut Adi dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Menurut Adi, posisi Nadiem Makarim sebagai Mendikbud saat ini juga masih mungkin digantikan.

Sebab pemerintah belum menentukan apakah Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro yang akan didaulat memimpin penggabungan kedua kementerian itu, atau memilih tokoh baru.

Baca juga: Ngabalin Sebut Reshuffle Kabinet Dilakukan Pekan Ini

"Penggabungan dua kementerian ini bisa dipimpin Nadiem, Bambang Brodjonegoro, atau tokoh baru. Karena ini nanti jadi kementerian yang baru juga, yaitu Kemendikbudristek," katanya.

Adi menjelaskan bahwa reshuffle kedua Kabinet Indonesia Maju sangat mungkin tidak mempertimbangkan opini publik.

Presiden Jokowi, lanjut Adi, akan mengambil keputusan sesuai kebutuhannya saat ini.

"Berbagai riset menunjukan ada pandangan publik untuk mengganti beberapa menteri, tapi seringkali reshuflle tidak menggunakan logika publik, tidak menjadikan sentimen masyarakat sebagai tolak ukur. Ini subjektif Presiden mengganti menterinya," papar dia.

Adi juga menyebutkan bahwa reshuffle ini sangat mungkin digunakan untuk menggandeng Partai Amanat Nasional (PAN) untuk masuk dalam koalisi.

Sebab, sejak resuffle pertama, isu PAN akan menjadi bagian dari partai koalisi pemerintah santer terdengar.

Terutama, karena selama ini, menurut dia, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan nampak pro terhadap Jokowi.

Baca juga: Berembus Isu Reshuffle akibat Penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud, Sekjen PDI-P: Serahkan ke Presiden

"Bisa jadi resuffle ini untuk menarik PAN masuk dalam koalisi. Sebab sejak awal Zuhas memang lebih pro ke Jokowi, yang beda dari PAN hanya Amien Rais tapi dia sekarang sudah keluar," jelas Adi.

"Yang berbeda dari PAN, jika ia bergabung dengan koalisi, sifatnya selalu menunggu apa yang dibutuhkan oleh Presiden," imbuhnya.

Sebagai informasi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan resuffle Kabinet Indonesia Maju akan dilakukan pekan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com