“Pers menyebut-nyebut pertemuan itu membahas soal delapan nama calon menteri yang diberi tanda merah dan kuning oleh KPK, yang diduga terkait tindak korupsi,” tulis Bamsoet.
Di sini Bamsoet mengulas tentang pembatalan pengumuman susunan kabinet sesuai jadwal yang diumumkan sebelumnya. Tentu, hanya dia, bukan yang lain, yang mampu membuat Jokowi membatalkan pengumuman itu, tulis Bamsoet tujuh tahun lalu.
Dalam ulasannya, Bamsoet menganalisa ada kemungkinan mantan menteri kabinet 2001-2004 tersebut tidak masuk dalam daftar Kabinet Kerja.
Konon, setelah itu mantan menteri ini sampai menangis minta agar dirinya diupayakan masuk kabinet. Mantan menteri itu disebut-sebuh mengiba dan menyebut perannya selama ini, baik sebelum Pilpres, pada saat Pilpres maupun peran lainnya.
Akhirnya mantan menteri dalam kabinet awal tahun 2000-an itu kembali lagi jadi menteri tahun 2014-2019.
Masuknya mantan menteri jadi menteri lagi ini, menuai hujatan, termasuk dari Bamsoet. Ini menunjukkan, kata Bamsoet pedas, kabinet yang disebut-sebut mengutamakan Trisakti tampaknya hanya sekedar merek dagang.
Airmata mantan menteri ini nampaknya punya kekuatan tersendiri. Tapi ingat ada pepatah kuno Latin yang mengatakan, lacrima nihil citius arescit, tidak ada yang lebih cepat mengering daripada airmata.
Apakah kini mantan menteri ini menangis dan mengiba lagi supaya masuk kabinet lagi ? Siapa yang berani bertanya padanya? Wartawan dari media yang banyak mendapat iklan berkat jasanya mungkinkah berani tanya padanya?
Relawan pemburu posisi komisaris mungkin berani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.