JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPR RI Puan Maharani meminta masyarakat tidak terprovokasi aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pukul 10.30 Wita.
Dalam keterangan tertulisnya, Puan meminta semua umat beragama tetap tenang dan terus menjaga kerukunan.
“Saya mengimbau umat beragama tetap tenang, jaga kerukunan, jangan terpengaruh provokasi teroris,” kata Puan.
Puan menyayangkan aksi bom bunuh diri di tengah masyarakat dan pemerintah yang sedang fokus menghadapi pandemi Covid-19.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Korban Luka akibat Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar Bertambah Jadi 20 Orang
Ia juga meminta jajaran kepolisian untuk mengungkap pelaku, dalang, dan motif di balik aksi teror tersebut secara tuntas.
“Kami meminta aparat kepolisian mengusut tuntas teror ini hingga ke akar-akar jaringannya,” tutur Puan.
Menurut Puan, kejadian ini menjadi bukti bahwa jaringan terorisme masih ada dan dapat mengancam stabilitas negara kapan saja.
“Bukti kelompok teroris masih ada dan tidak kenal waktu,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, bom bunuh diri diduga dilakukan oleh dua orang pelaku yang menggunakan sepeda motor matic di pintu depan halaman Gereja Katedral Makassar.
Baca juga: Jokowi: Saya Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Gereja Katedral Makassar
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan, korban jiwa atas peristiwa ini adalah dua orang yang diduga sebagai pelaku.
Sementara itu, korban luka hingga kini mencapai 20 orang.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, kedua pelaku berupaya untuk masuk ke dalam halaman gereja, tetapi dicegah oleh petugas sekuriti gereja.
Sesaat setelah dicegah, bom kemudian diledakan oleh pelaku.
Berdasarkan penuturan pastor Katedral Makassar Wilhelminus Tulak, seorang petugas sekuriti yang menahan dua terduga pelaku tersebut berhasil selamat.
“Memang ada beberapa orang terluka, khususnya satu petugas keamanan saya yang menahan (pelaku) bunuh diri, dia sedikit terbakar, tapi Puji Tuhan masih sadar,” terang Wilhelminus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.