Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Tambahan Modal ke Nelayan, Jokowi: Awas, Jangan Dibelikan Handphone

Kompas.com - 25/03/2021, 14:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berdialog dengan para nelayan dan pedagang Provinsi Maluku untuk mengetahui situasi yang mereka hadapi di masa pandemi sekarang ini.

Dialog tersebut berlangsung di Dermaga Huseka’a Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, pada Kamis, (25/3/2021).

Presiden pun sempat menyerahkan bantuan tambahan modal kepada mereka.

Baca juga: Jokowi: Terima Kasih Bapak Ibu Sudah Mau Mengikuti Vaksinasi Covid-19...


"Ini (untuk) nelayan silakan diambil. Ini untuk pedagangnya silakan diambil. Ini untuk tambahan dagangan dan modal," ujar Jokowi dilansir dari siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden.

"Jangan dibelikan handphone. Awas nanti kalau ada yang beli handphone dari sini. Saya ikuti," tuturnya, yang disambut tawa oleh nelayan dan pedagang.

Jokowi menuturkan, dia ingin mendengar situasi dan urusan yang berkaitan dengan perikanan dan nelayan.

Utamanya soal kesulitan yang dihadapi saat situasi pandemi Covid-19 ini.

"Di saat pandemi seperti ini apakah ada kesulitan atau tidak?" tanyanya kepada para nelayan.

Menggapi hal itu, sebanyak 16 nelayan yang hadir mengutarakan pendapat serta kebutuhan mereka untuk dapat menjalani aktivitas keseharian.

Baca juga: Jokowi: Pemerintah Segera Bangun Pelabuhan Baru di Ambon, Dimulai Tahun ini

Salah seorang nelayan yang berbicara dengan Presiden menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden yang sedang mengupayakan terwujudnya daerah Maluku sebagai lumbung ikan nasional.

"Terima kasih untuk Bapak Presiden telah datang ke Maluku ini untuk melihat kami, khususnya Desa Hitu ini, untuk menjadikan Maluku sebagai daerah lumbung ikan nasional di Indonesia," ucapnya.

Nelayan tersebut menjelaskan bahwa selama pandemi berlangsung, aktivitas melaut mereka relatif dapat terus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan.

Meski demikian, ia mengakui bahwa nelayan setempat memerlukan dukungan terkait alat tangkap ikan.

"Masyarakat (nelayan) di sini lagi kekurangan dalam hal alat penangkapan, rumpon masih kurang," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Kalau 70 Persen Sudah Divaksinasi, Covid-19 Mau Datang Bisa Mental

Rumpon merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang ditempatkan di tengah laut, baik dangkal maupun dalam.

Nantinya, ikan-ikan akan berkumpul di sekitar rumpon tersebut sehingga memudahkan nelayan setempat untuk menangkapnya.

Dalam pengoperasiannya, satu rumpon tersebut dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh sejumlah nelayan.

Selepas berdialog dengan para nelayan, Presiden mengatakan akan segera membelikan alat bantu tangkap tersebut.

"Tadi yang mau dibeli rumpon tadi, segera besok diberi. Saya nanti cek sudah dibelikan belum," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com