JAKARTA, KOMPAS.com - Pencapaian hidup yang berkualitas antara perempuan dan laki-laki masih timpang di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan gender.
Kepala Biro Data dan Informasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lies Rosdianty mengatakan, kualitas hidup, peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan masih jauh tertinggal.
"Status kesetaraan gender di Indonesia, kita harus mengakui bahwa perempuan masih tertinggal dibandingkan laki-laki baik dari sisi kualitas hidup maupun peran dan partisipasinya dalam pembangunan," kata Lies dalam Seminar Internasional Praktik Terbaik dalam Penggunaan Data Terpilah Gender (DTG) secara Efektif untuk Pembuatan Kebijakan, secara daring, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Sidang Tahunan CSW, Indonesia Soroti Pentingnya Peran Perempuan dan Kesetaraan Gender
Lies menjelaskan, indeks pembangunan manusia (IPM) menunjukkan bahwa perempuan masih tertinggal dari laki-laki.
Berdasarkan data publikasi berbasis gender Kementerian PPPA 2019, IPM laki-laki berada pada angka 75,96 persen, sedangkan perempuan 69,18 persen.
Pengukuran IPM tersebut dilakukan dengan tiga komponen utama, yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
"Selain IPM, kesetaraan gender juga dilihat dari capaian indeks pemberdayaan gender untuk mengukur kesetaraan gender di bidang politik yang dilihat melalui keterlibatan perempuan di parlemen," kata Lies.
Baca juga: Sidang Tahunan CSW, Indonesia Soroti Pentingnya Peran Perempuan dan Kesetaraan Gender
Kemudian, kesetaraan gender dalam pengambilan keputusan diukur dari kedudukan perempuan sebagai tenaga profesional dan kesetaraan gender di bidang ekonomi.
Sejak 2010, Lies menuturkan, indeks pemberdayaan gender Indonesia secara nasional menunjukkan tren meningkat hingga 2019, yakni mencapai 25,24 persen.
"Angkanya terus meningkat walaupun masih ada kesenjangan terutama dalam perwakilan perempuan di parlemen dan partisipasi perempuan dalam ekonomi," kata dia.
Baca juga: LBH Apik: KDRT dan Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat sejak Pandemi
Di sisi lain, walaupun tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia di atas rata-rata angkatan kerja perempuan dunia, yakni 47,2 persen, tetapi masih jauh tertinggal dibandingkan laki-laki.
Angkatan kerja laki-laki di Indonesia tercatat 82,41 persen, sedangkan perempuan tercatat 53,13 persen.
Jika dilihat dari besaran gaji, persentase laki-laki tercatat lebih besar, yakni sekitar 22,6 persen dari gaji yang diterima perempuan.
"Pada masa seperti pandemi saat ini, tentunya ini jadi beban yang bertambah berat bagi perempuan," kata dia.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Menteri PPPA Soroti soal Pemberdayaan dan Kesetaran Gender
Lies memastikan bahwa dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024, indikator-indikator kesetaraan gender ditargetkan meningkat.
Hal tersebut juga merupakan bentuk komitmen semua pihak untuk bisa mewujudkan kesetaraan gender di berbagai bidang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.