Budi menyampaikan, mutasi virus corona B.1.1.7 ini berbeda dari mutasi virus corona D.6.1.4.G; S.4.7.7.N; A.2.2.2.V dan Y.4.5.3.F.
Ia mengatakan, penularan virus corona asal Inggris lebih cepat dari varian virus corona yang ada.
"Varian B.1.1.7 lebih cepat menular 50-74 persen," ujar dia.
Baca juga: Kemenkes Minta Sampel Darah 2 TKI Cianjur yang Satu Pesawat dengan Warga Terpapar B.1.1.7
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas yang tidak diperlukan untuk mencegah penularan mutasi virus corona B.1.1.7.
"Kita harus proaktif melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dengan cara tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu sehingga penularan bisa dicegah dengan baik, sehingga mutasi pun bisa dicegah untuk terjadi," kata Wiku, Kamis.
Menurut Wiku, pemerintah sudah mengatur mobilitas pelaku perjalanan luar negeri di Indonesia untuk mencegah masuknya mutasi viruscorona asal Inggris tersebut.
Ia mengatakan, pengamanan pintu masuk ke Indonesia dirancang secara berlapis, dari mulai pengecekan suhu, tes PCR, hingga karantina.
"Untuk itu mohon saat ini kita bijak menyikapi adanya imported case ini dengan mengevaluasi dan kembali memaksimalkan mekanisme perlindungan yang sudah ada," ujar dia.
Terakhir, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio saat dihubungi Kompas.com mengatakan, vaksin Covid-19 masih efektif terhadap mutasi virus corona B.1.1.7.
"Sampai saat ini vaksin Covid-19 yang dikembangkan dianggap masih efektif menghadapi varian baru yang muncul, belum ada arahan menyesuaikan atau mengganti vaksin yang sedang dikembangkan," kata Amin, Kamis.
Baca juga: Wiku: Jika Mutasi B 1.1.7 Menyebar, Penanganan Covid-19 Lebih Sulit
Amin juga mengatakan, belum ada laporan bahwa mutasi virus corona asal Inggris berpengaruh pada penurunan vaksin Covid-19 asal Sinovac.
Oleh karena itu, ia menyarankan, dalam situasi seperti sekarang ini vaksinasi Covid-19 harus segera diselesaikan.
"Jadi kekebalan dibangkitkan masih efektif untuk varian virus yang baru ini," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.