JAKARTA, KOMPAS.com - Kepergian cendekiawan muslim Jalaluddin Rakhmat untuk selamanya pada Senin (15/2/2021) ternyata menyusul istri yang berpulang empat hari sebelumnya.
"Bepergiannya saat Valentine' Day jadi berkesan indah. Menyusul istrinya yang 4 hari lalu berpulang. Menyusul istri, membarengi menghadap Sang Khalik," kata politikus PDI-P Eva Kusuma melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin malam.
Eva mengenang sosok almarhum pria yang akrab disapa Kang Jalal tersebut dengan penuh hormat.
Baca juga: PDI-P Kenang Jalaluddin Rakhmat sebagai Sosok Cendekiawan Jujur dan Toleran
Ia memandang Kang Jalal semasa hidupnya merupakan pribadi yang pintar, tetapi rendah hati. Menurut dia, Jalaluddin Rakhmat juga seorang yang memiliki kesopanan dan selalu ramah.
Ia juga mengenang pribadi Jalaluddin sebagai orang yang memiliki prinsip mengutamakan kepentingan bersama.
"Saya sangat hormat kepada beliau. Pintar, tetapi rendah hati, sopan dan selalu ramah. Kepentingan bersama selalu beliau menangkan," ujar dia.
Eva sendiri mengaku terakhir berinteraksi dengan Jalaluddin Rakhmat saat almarhum memberikan buku karangan mengenai psikologi komunikasi.
Kang Jalal juga dikenang Eva sebagai pribadi yang selalu hadir dalam berbagai pertemuan. Kemampuan mendengarkannya pun, kata Eva, luar biasa.
Kepergian Jalaluddin Rakhmat menjadi duka mendalam bagi Eva. Ia pun memberikan pesan kesan terakhir kepada cendekiawan muslim yang berpulang di usia 71 tahun itu.
"Rest in peace, kang. Kamulah padi, berisi ilmu tinggi, tetapi merendah hati," ujar Eva.
Baca juga: PDI-P Kenang Jalaluddin Rakhmat sebagai Sosok Cendekiawan Jujur dan Toleran
Cendekiawan muslim Jalaluddin Rakhmat meninggal dunia di Rumah Sakit Santosa, Kota Bandung, Senin (15/2/2021) pukul 15.45 WIB.
Ketua PW Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) PW Jawa Barat Sutrasno mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, Jalaluddin sempat dirawat selama 10 hari karena penyakit diabetes.
Semasa hidupnya, Jalaluddin dikenal sebagai seorang cendekiawan atau pakar di bidang ilmu komunikasi.
Pria kelahiran Bandung 29 Agustus 1949 itu tercatat sebagai pengajar di Universitas Padjadjaran sejak tahun 1978 hingga tahun 2014.
Ia juga tergabung sebagai anggota Ikatan Sarjana Komunikasi dan International Communication Association sejak tahun 1982.
Baca juga: Profil Jalaluddin Rakhmat: Cendekiawan Muslim, Eks Anggota DPR dari PDI-P
Setelah lama menjadi dosen, Jalaluddin kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR periode 2014-2019 melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Bergabung ke Komisi VIII DPR rupanya sudah menjadi keinginan Jalaluddin. Ia beralasan, dengan bergabung ke Komisi VIII, ia dapat memperjuangakan terbentuknya undang-undang perlindungan agama.
"Hal yang paling penting masyarakat harus terlindungi. Selama tidak mengganggu dan menghambat orang lain, seluruh kebebasan tidak dibatasi," kata Jalaluddin, Senin (4/8/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.