Prestasi yang paling dikenal yaitu menggelar beberapa event internasional, di antaranya World Ocean Conference (WOC) yang mana dirinya menjadi Ketua Umum Panitia Daerah, Sail Bunaken, dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit.
Selain itu, ia juga berhasil membawa Sulut meraih beberapa prestasi, salah satunya penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Damaikan kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara
Dikutip Tribunnews.com dari laman fkub.org, Sinyo Harry Sarundajang menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan kasus kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara.
Kala itu, Sinyo diperintah oleh Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai wakil presiden untuk menyelesaikan kasus di Maluku Utara dan Maluku.
Baca juga: Sarundajang: Hormati Pilihan Capres-Cawapres Masing-masing
Daerah tersebut diketahui sudah empat setengah tahun terjadi konflik. Tujuh Panglima TNI dan empat Kapolda diketahui belum bisa menyelesaikan kerusuhan di dua Maluku tersebut.
Sinyo Harry Sarundajang pun berangkat ke daerah konflik dan menyelesaikan kasus itu dalam kurun waktu 11 bulan.
Sinyo mampu mengatasi masalah kerusuhan tersebut dengan tetap menyesuaikan budaya dan kearifan lokal masyarakat.
Ia berusaha menyelesaikan konflik dengan cara melihat akar permasalahan yang sesungguhnya.
Suksesnya Sinyo Sarundajang dalam membawa misi perdamaian itu pun turut diapresiasi sejumlah tokoh agama.
Baca juga: Awalnya, Sarundajang Tak Niat Nyapres
Beberapa tokoh muslim di Maluku menyebut Sinyo sebagai Panglima Laskar Jihad Maluku. Tokoh Kristen menyapanya sebagai Malaikat Kecil.
Bebaskan WNI dari Abu Sayyaf
Tiga tahun usai menjadi Gubernur Sulawesi Utara, pada 2018, Sinyo ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Filipina.
Satu tahun menjabat sebagai dubes, ia diuji dengan adanya penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Dikutip Kompas.com, 27 Desember 2019, Sinyo berhasil mengantarkan pulang dua orang yang disandera kelompok Abu Sayyaf, yaitu Maharudin Lunani dan Samiun Maneu.
Baca juga: Belum Ada Bukti Keterlibatan WNI dalam Bom Bunuh Diri di Pulau Jolo, Filipina