Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulut Pertama Pilihan Rakyat yang Pernah Berniat Jadikan Jokowi Cawapresnya

Kompas.com - 13/02/2021, 10:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang meninggal dunia pada Sabtu (13/2/2021) dini hari di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta.

Sinyo menjabat sebagai Dubes RI untuk Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Palau sejak 2018 hingga 2021.

Kabar duka ini dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah.

"Ya, benar meninggal dunia pukul 00.30 WIB," kata Faizasyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu pagi.

Baca juga: Dubes RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang Meninggal Dunia

Nama Sarundajang tak hanya dikenal sebagai Dubes RI untuk Filipina.

Ia juga dikenal sebagai Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) pertama pilihan rakyat dan anggota Dewan Pers dari unsur tokoh masyarakat.

Ia juga diketahui pernah mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat tahun 2013. Saat itu, Sarundajang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mendorongnya mengikuti ajang pemilihan internal partai untuk dimajukan sebagai presiden.

"Saya merasa ini merupakan sebuah kejutan. Apakah saya bisa? Tapi, saya pun menyadari bahwa ini merupakan sebuah kehormatan karena telah dipercaya oleh SBY untuk ikut konvensi," ujar Sarundajang pada acara pisah sambut tiga anggota pimpinan Muspida Sulut yang digelar di rumah dinas Gubernur Sulut, Sabtu (28/8/2013) malam.

Ia pun berandai-andai, apabila menang dalam konvensi, dirinya ingin menggaet Joko Widodo sebagai calon wakil presiden untuk maju pada Pilpres 2014.

Baca juga: Sarundajang Ingin Jokowi Jadi Cawapresnya

Hal itu sekaligus mengonfirmasi bahwa dirinya tidak memiliki rencana untuk maju sebagai cawapres pada periode 2014-2019.

"Saya dekat dengan Bu Mega (Ketua Umum PDI-P), Jokowi jadi wakil saya, bolehlah," kata Sarundajang di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Pendidikan dan perjalanan karier

Dikutip situs Dewan Pers, Sinyo memiliki latar belakang pendidikan S2 Ahli Administrasi Teritorial pada Institute International Administration Publique Francis.

Selain itu, ia juga meraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Doktor HC Bidang Perdamaian dari UIN Malang.

Sinyo mengawali karier birokrasinya sebagai Kepala Biro Pemerintahan di Setda Provinsi Sulawesi Utara 1977.

Baca juga: Sarundajang Ingin Jokowi Jadi Cawapresnya

Satu tahun kemudian, ia melanjutkan sebagai Penanggung Jawab Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Minahasa.

Kemudian, Sinyo menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Minahasa untuk periode kedua pada 1983.

Tiga tahun kemudian, ia menjadi Wali Kota Administratif Bitung.

Selanjutnya, ia menjadi Wali Kota Daerah Tingkat II Bitung dua periode, yaitu pada 1990-2000.

Pada 1999, Sinyo menjadi Ketua Harian Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Manado Bitung sampai tahun 2000.

Baca juga: Cara Sarundajang Minta Dukungan untuk Konvensi Demokrat

Sinyo juga pernah menjadi Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri pada 2001-2015. Ia juga merangkap sebagai Penanggung Jawab Gubernur Maluku Utara pada 2002 dan Penanggung Jawab Gubernur Maluku pada 2003.

Gubernur pertama pilihan rakyat

Sinyo Harry Sarundajang diketahui merupakan sosok Gubernur Sulawesi Utara pertama pilihan rakyat.

Dikutip Tribunnews.com, ia menjadi Gubernur Sulut selama dua periode, yaitu 2005-2010 dan 2010-2015. Sinyo dipilih sebagai gubernur oleh rakyat Sulut kali pertama pada 21 Juli 2005.

Kala itu, berhasil terpilih pasangan Sinyo Harry Sarundajang sebagai Gubernur Sulut dan FH Sualang sebagai Wakil Gubernur Sulut untuk masa bakti 2005-2010.

Pada masa kepemimpinan itu, Sulut ketambahan empat kota dan kabupaten baru pada tahun 2007.

Daerah yang dimaksud yaitu Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolmong Utar, dan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.

Baca juga: Awalnya, Sarundajang Tak Niat Nyapres

Satu tahun kemudian, masih di masa kepemimpinan Sinyo, Sulawesi Utara kembali ketambahan dua kabupaten baru, yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Prestasi untuk Sulut

Selama 10 tahun memimpin Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang terkenal dengan segudang prestasi.

Prestasi yang paling dikenal yaitu menggelar beberapa event internasional, di antaranya World Ocean Conference (WOC) yang mana dirinya menjadi Ketua Umum Panitia Daerah, Sail Bunaken, dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit.

Selain itu, ia juga berhasil membawa Sulut meraih beberapa prestasi, salah satunya penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Damaikan kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara

Dikutip Tribunnews.com dari laman fkub.org, Sinyo Harry Sarundajang menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan kasus kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara.

Kala itu, Sinyo diperintah oleh Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai wakil presiden untuk menyelesaikan kasus di Maluku Utara dan Maluku.

Baca juga: Sarundajang: Hormati Pilihan Capres-Cawapres Masing-masing

Daerah tersebut diketahui sudah empat setengah tahun terjadi konflik. Tujuh Panglima TNI dan empat Kapolda diketahui belum bisa menyelesaikan kerusuhan di dua Maluku tersebut.

Sinyo Harry Sarundajang pun berangkat ke daerah konflik dan menyelesaikan kasus itu dalam kurun waktu 11 bulan.

Sinyo mampu mengatasi masalah kerusuhan tersebut dengan tetap menyesuaikan budaya dan kearifan lokal masyarakat.

Ia berusaha menyelesaikan konflik dengan cara melihat akar permasalahan yang sesungguhnya.

Suksesnya Sinyo Sarundajang dalam membawa misi perdamaian itu pun turut diapresiasi sejumlah tokoh agama.

Baca juga: Awalnya, Sarundajang Tak Niat Nyapres

Beberapa tokoh muslim di Maluku menyebut Sinyo sebagai Panglima Laskar Jihad Maluku. Tokoh Kristen menyapanya sebagai Malaikat Kecil.

Bebaskan WNI dari Abu Sayyaf

Tiga tahun usai menjadi Gubernur Sulawesi Utara, pada 2018, Sinyo ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Filipina.

Satu tahun menjabat sebagai dubes, ia diuji dengan adanya penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Dikutip Kompas.com, 27 Desember 2019, Sinyo berhasil mengantarkan pulang dua orang yang disandera kelompok Abu Sayyaf, yaitu Maharudin Lunani dan Samiun Maneu.

Baca juga: Belum Ada Bukti Keterlibatan WNI dalam Bom Bunuh Diri di Pulau Jolo, Filipina

Diketahui, saat itu tiga orang WNI diculik ketika mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019.

Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27); serta kru kapal Samiun Maneu (27). Ketiganya berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Anggota Dewan Pers

Dikutip situs Dewan Pers, Sinyo juga merupakan anggota Dewan Pers dari unsur tokoh masyarakat. Semasa hidup, Sinyo aktif menulis.

Beberapa buku yang telah ditulisnya antara lain Pemerintah Daerah di Berbagai Negara (1997), Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah (1999), Birokrasi dalam Otonomi Daerah, Upaya Mengatasi Kegagalannya (2003), Pilkada Langsung (2003), Sistem Pemerintahan Daerah (2005), Geostrategis Sulawesi Utara Menuju Pintu Gerbang Indonesia di Asia Pasifik (2012), dan Poros Maritim dan Ekonomi Baru Masa Depan Indonesia (2015).

Pada 2013, ia menerima Anugerah Pena Emas PWI atas upaya yang dilakukan sebagai kepala daerah dalam meningkatkan kualitas kehidupan pers di Sulawesi Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com