Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Eks Kadernya, Demokrat Sebut AHY Bikin Perolehan Suara Meningkat

Kompas.com - 11/02/2021, 06:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut, kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat justru berhasil meningkatkan perolehan suara Partai Demokrat.

Herzaky mencontohkan, saat AHY menjabat sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma), Demokrat meraih 7,77 persen pada Pemilu 2019 dari yang sebelumnya diprediksi hanya 3-4 persen.

"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan perjuangan para kader yang dipimpin Mas AHY, serta dibimbing oleh Bapak SBY dari jauh karena sedang merawat almarhumah Ibu Ani yang sedang sakit, Demokrat berhasil meraih 7,77 persen suara. Ini perjuangan yang tidak mudah. Dari prediksi 3-4 persen, bisa meraih 7,77 persen," kata Herzaky, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Pengurus Demokrat Sebut Kekhawatiran Eks Wasekjen Pendukung KLB Tak Didukung Fakta

Hal itu disampaikan Herzaky menanggapi pernyataan eks Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Darmizal yang mendukung kongres luar biasa (KLB) agar suara Demokrat tidak turun pada Pemilu 2024.

Herzaky menuturkan, perolehan suara pada Pemilu 2019 itulah yang membuat kader-kader Partai Demokrat sepakat memilih AHY sebagai ketua umum lewat kongres pada 2020 lalu.

Herzaky melanjutkan, gaya kepemimpinan AHY yang tegas, terukur, penuh determinasi, sebisa mungkin menjadi solusi, berkontribusi untuk rakyat, ternyata disukai oleh publik.

"Terbukti, gelaran Pilkada 2020 menjadi buktinya. 48 persen kemenangan direngkuh Partai Demokrat. 65 kader yang terpilih dalam Pilkada. Tertinggi dalam lima tahun terakhir," ujar Herzaky.

Baca juga: Eks Wasekjen Demokrat Sebut Kepemimpinan AHY Sarat Pencitraan dan “Playing Victim”

Ia pun menyebut elektabilitas Partai Demokrat meningkat merujuk pada sejumlah hasil survei yang dilakukan pada Oktober 2020 hingga Januari 2021.

Oleh sebab itu, Herzaky justru mempertanyakan niat Darmizal serta mantan kader dan kader lainnya yang ingin merebut kepemimpinan Paetai Demokrat melalui rencana KLB.

"Itu sebenarnya mau memperbaiki Partai Demokrat atau merebut Demokrat yang sedang bagus-bagusnya di mata publik?" kata Herzaky.

Di samping itu, Herzaky menyinggung sikap Darmizal yang malah membentuk relawan Jokowi pada Pemilu 2019 lalu. Padahal, saat itu Partai Demokrat mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, saingan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Mengapa sibuk mau membajak Partai Demokrat yang sedang naik daun? Dulu pas dibutuhkan Partai, malah murtad. Sekarang, malah mengaku paling cinta dan ingin memperbaiki," kata Herzaky.

Baca juga: Demokrat Sebut Kader yang Terlibat Gerakan Kudeta Partai Masih Diproses

Diberitakan sebelumnya, Darmizal merasa khawatir jika kepengurusan AHY bertahan maka perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2024 akan semakin turun dibandingkan dengen pemilu-pemilu sebelumnya.

Oleh sebab itu, Darmizal merespons baik isu KLB yang hendak digulirkan untuk mengganti kepemimpinan AHY. Menurut dia, pemilihan pemimpin yang baru akan memperkuat Demokrat pada Pemilu 2024.

"Kami hanya ingin melihat partai Demokrat kembali meraih suara gemilang pada Pemilu 2024 nanti," kata Darmizal, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (9/2/2021).

Baca juga: Demokrat Sebut Pertemuan Moeldoko dan Kader Beda dengan Ngopi-ngopi bersama Luhut

Adapun sebelumnya AHY menuding ada pihak yang hendak melengserkannya dengan menggulirkan isu KLB.

Beberapa pihak yang diduga terlibat ialah para mantan pengurus Demokrat yakni Darmizal, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.

Selain itu, AHY juga menyatakan, ada pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan yang terlibat dalam upaya pelengserannya dengan menggulirkan isu KLB. Pejabat yang dimaksud ialah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com