Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Penanganan Covid-19 Jelaskan Alasan PPKM Diperpanjang

Kompas.com - 10/02/2021, 16:44 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan penyebab pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diperpanjang.

Menurut Dewi, jika hanya diterapkan selama dua pekan, hasil dari PPKM belum dapat terlihat.

"Kalau baru dua pekan, kita belum bisa melihat hasil apapun. Itulah sebabnya kita harus memperpanjang PPKM. Tidak bisa hanya diselesaikan dalam waktu dua pekan," ujar Dewi, dalam talkshow yang ditayangkan YouTube BNPB, Rabu (10/2/2021).

"Minimal dibutuhkan waktu empat pekan supaya kita bisa melihat hasilnya," lanjut Dewi.

Baca juga: PPKM Mikro, Satgas Covid-19: Gas dan Rem Aktivasi Sosial-Ekonomi di Level Desa/Kelurahan

Menurut Dewi, pada dasarnya PPKM memiliki satu fungsi, yakni mengerem laju penambahan kasus Covid-19. Sehingga, kasus aktif semakin berkurang.

Dewi mencontohkan dari catatan kondisi kasus aktif Covid-19 secara nasional sebelum PPKM diberlakukan. Saat itu ada 122.000 kasus aktif Covid-19.

Jumlah itu setara dengan 14,84 persen. Kemudian, saat dua pekan PPKM tahap satu berjalan, kasus aktif bertambah manjadi 161.000.

Dari data itu, tercatat terjadi penambahan kasus aktif sebanyak sekitar 38.000 kasus dari sebelum PPKM.

"Lalu di akhir PPKM tahap kedua, tercatat 171.000 kasus aktif. Sehingga jika dibandingkan dengan jumlah kasus aktif di akhir tahap pertama, penambahannya hanya sekitar 9.000 kasus aktif saja," ungkapnya.

"Angka penambahan kasus aktif 38.000 dibandingkan 9.000 ini cukup jauh ya," kata Dewi.

Baca juga: Satgas Pastikan Kemenkeu Telah Alokasikan Pendanaan Posko Covid-19 Desa

Sementara itu, Dewi menyebut kasus aktif Covid-19 cenderung menurun saat memasuki masa PPKM berskala mikro.

Meski demikian, Dewi mengingatkan semua pihak tetap berkomitmen mematuhi protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

"Serta dibutuhkan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan tracing, testing dan treatment," tambah Dewi.

Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah memberlakukan PPKM berskala mikro di 98 kabupaten/kota yang berada di tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

PPKM mikro ini berlangsung pada 9 hingga 22 Februari 2021.

Sebelumnya, pemerintah sudah menerapkan dua kali PPKM. Pertama, pada 11-25 Januari 2021. Kedua, PPKM digelar pada 26 Januari - 8 Februari 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com