Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Beban RS Berat akibat Penanganan Covid-19 di Hulu Kurang Ketat

Kompas.com - 02/02/2021, 09:41 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, beratnya beban rumah sakit (RS) dan tenaga kesehatan disebabkan kurang ketatnya penanganan Covid-19 di hulu atau di tengah masyarakat.

Tingginya tingkat keterisian pasien Covid-19 di RS merupakan konsekuensi kurang ketatnya disiplin penegakan protokol kesehatan.

"Akhir-akhir ini yang ramai dibicarakan adalah beratnya beban RS-RS kita. Beratnya beban terhadap tenaga kesehatan kita. Hal itu adalah hal di hilir," ujar Budi dikutip dari tayangan di YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (2/2/2021).

"Ini merupakan konsekuensi karena di hulu-nya kita kurang ketat," lanjutnya.

Baca juga: Menkes Targetkan Vaksinasi bagi Semua Penduduk Indonesia Dimulai Akhir April

Budi menuturkan, untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia hanya perlu satu strategi, yakni mengurangi laju penularan virus corona penyebab Covid-19.

"Bagaimana kita bisa melandaikan kurva. Itu strategi utamanya," kata Budi.

"Ada dua pesan saya untuk bisa mengurangi percepatan penyebaran virus. Pertama, adalah mendisiplinkan keluarga kita. Mendisiplinkan tetangga kita, mendisiplinkan masyarakat kita untuk melakukan protokol kesehatan," tuturnya.

Baik itu dengan mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan atau 5M.

Kedua, pada saat sudah ada individu yang terpapar Covid-19, maka untuk bisa mengurangi penyebaran dan laju penularan, harus cepat dilakukan identifikasi, cepat melacak siapa saja yang berhubungan dekat dengan yang bersangkutan.

"Dan cepat melakukan isolasi. Sehingga tracing, testing dan treatment-nya cepat," tambah Budi.

Baca juga: Menkes: Sudah 490.000 Tenaga Kesehatan yang Divaksin Covid-19

Diberitakan, perkembangan Kasus Covid-19 belum juga memperlihatkan tanda-tanda membaik hingga 11 bulan pandemi terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data pada situs Worldometers, Selasa (2/2/2021) pukul 05.43 WIB, tercatat ada 175.349 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air.

Angka ini merupakan jumlah kasus aktif tertinggi di Asia. Adapun pada Senin (1/2/2021) melalui situs yang sama, kasus aktif di Indonesia mencapai 175.095 kasus.

Ada sembilan negara lain di Asia yang mencatat jumlah kasus aktif Covid-19 yang tinggi.

Secara berurutan sembilan negara tersebut yakni, India (165.279 kasus aktif), Iran (150.253 kasus aktif), Lebanon (119.050 kasus aktif), Turki (88.634 kasus aktif) dan (Israel 74.222 kasus aktif).

Kemudian Jepang (49.229 kasus aktif), Malaysia (48.074 kasus aktif), Bangladesh (47.229 kasus aktif) serta Pakistan (33.493 kasus aktif).

Baca juga: Saat Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia

Sementara itu, data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, hingga Senin (1/2/2021), menunjukkan penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 10.994 kasus.

Dengan penambahan itu, total kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.089.308 kasus.

Penambahan 10.994 kasus positif didapatkan dari pemeriksaan 48.213 spesimen dari 31.983 orang yang diambil sampelnya, selama 31 Januari hingga 1 Februari 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com