Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2021, 07:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan Kasus Covid-19 belum juga memperlihatkan tanda-tanda membaik hingga 11 bulan pandemi terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data pada situs Worldometers, Selasa (2/2/2021) pukul 05.43 WIB, tercatat ada 175.349 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air.

Angka ini merupakan jumlah kasus aktif tertinggi di Asia. Adapun pada Senin (1/2/2021) melalui situs yang sama, kasus aktif di Indonesia mencapai 175.095 kasus.

Angka kasus aktif menunjukkan jumlah pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan belum dinyatakan sembuh.

Baca juga: Jelang 11 Bulan Pandemi, Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia

Ada sembilan negara lain di Asia yang mencatat jumlah kasus aktif Covid-19 yang tinggi.

Secara berurutan sembilan negara tersebut yakni, India (165.279 kasus aktif), Iran (150.253 kasus aktif), Lebanon (119.050 kasus aktif), Turki (88.634 kasus aktif) dan (Israel 74.222 kasus aktif).

Kemudian Jepang (49.229 kasus aktif), Malaysia (48.074 kasus aktif), Bangladesh (47.229 kasus aktif) serta Pakistan (33.493 kasus aktif).

Kasus positif, sembuh dan meninggal bertambah

Sementara itu, data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, hingga Senin (1/2/2021), menunjukkan penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 10.994 kasus.

Dengan penambahan itu, total kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.089.308 kasus.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 10.994, Kasus Covid-19 Kini Capai 1.089.308 Orang

Penambahan 10.994 kasus positif didapatkan dari pemeriksaan 48.213 spesimen dari 31.983 orang yang diambil sampelnya, selama 31 Januari hingga 1 Februari 2021.

Secara kumulatif, jumlah spesimen yang telah diperiksa yaitu 9.286.902 spesimen dari 6.190.345 orang yang diambil sampelnya.

Kasus baru positif Covid-19 tersebut tersebar di 32 provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 3.614 kasus baru.

Menyusul Jawa Barat sebanyak 2.966 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 974 kasus baru, Jawa Timur sebanyak 693 kasus baru dan Sulawesi Selatan sebanyak 649 kasus baru.

Baca juga: UPDATE 1 Februari: Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Berjumlah 175.349

Dalam data yang sama, angka kesembuhan pasien Covid-19 bertambah sebanyak 10.461 orang, sehingga total pasien sembuh kini 883.682 orang.

Sementara, angka kematian akibat Covid-19 bertambah 279 orang. Dengan demikian, pasien Covid-19 yang meninggal dunia menjadi 30.277 orang.

Pemerintah optimistis

Menanggapi catatan kasus aktif Covid-19 di Indonesia tertinggi di Asia, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini pemerintah berusaha tetap optimistis dengan berbagai kebijakan yang diterapkan.

"Pemerintah berusaha optimistis dengan berbagai kebijakan yang sedang dilakukan," ujar Wiku, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia, Jubir Satgas: Pemerintah Berusaha Optimis

Kebijakan yang dimaksud Wiku adalah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali.

Akan tetapi, Presiden Jokowi beberapa hari terakhir mengatakan kebijakan PPKM tersebut tidak mampu menekan laju penularan Covid-19.

Jokowi menilai, implementasi PPKM yang semestinya membatasi mobilitas masyarakat tersebut, tidak dapat tercapai.

“Yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya. Sehingga di beberapa provinsi (kasus) Covid-nya tetap naik,” kata Jokowi, Minggu (31/1/2021).

Baca juga: Satgas: Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Dua Kali Lipat Kapasitas Penonton Stadion GBK

Jokowi meminta para menteri serta kepala lembaga mengetahui kondisi di lapangan dan implementasi PPKM diperkuat.

“Tapi yang saya lihat implementasinya tidak tegas dan tidak konsisten. Ini hanya masalah implementasi ini. Sehingga saya minta betul-betul turun di lapangan," ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher mengusulkan pemerintah melakukan karantina wilayah secara penuh dan fokus pada penanganan kesehatan.

Ia menilai, PPKM yang dijalankannya merupakan kebijakan setengah hati yang membuat kasus Covid-19 terus meningkat dan berdampak pada pemulihan ekonomi.

"Kebijakan setengah hati antara penguatan sistem kesehatan dan pemulihan ekonomi telah membawa kita pada situasi sulit di mana pandemi tidak terkendali, dan pemulihan ekonomi pun tidak terjadi. Sudah saatnya pemerintah fokus pada penanganan kesehatan dan lakukan karantina wilayah secara penuh," kata Netty, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Jubir Satgas: Kasus Aktif Covid-19 Tinggi, Keterisian RS di 8 Provinsi Lebih dari 60 Persen

Lebih lanjut, Netty mengatakan, semestinya pemerintah berani mengambil opsi tersebut dan bertanggung jawab atas segala risikonya.

Sebab, PPKM yang diterapkan hanya berlaku di perkantoran, pusat perbelanjaan dan tempat hiburan. Sementara, kerumunan masih terjadi di sejumlah titik.

"Jadi, pemerintah bukan hanya melakukan evaluasi PPKM Jawa Bali, tetapi harus mengerahkan segenap upaya guna mencari formulasi kebijakan yang lebih efektif, yang memang cocok diterapkan di Indonesia," ujar Netty.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Deret Jenderal TNI-Polri Pendukung Ganjar, Ada Mantan KSAL Sampai KSAU

Deret Jenderal TNI-Polri Pendukung Ganjar, Ada Mantan KSAL Sampai KSAU

Nasional
Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Nasional
Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Nasional
Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Nasional
Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Nasional
Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Nasional
Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Nasional
Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Nasional
Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Nasional
Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Nasional
PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

Nasional
PDI-P 'Rangkul' Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

PDI-P "Rangkul" Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

Nasional
Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Nasional
Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Nasional
Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com