Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senandungkan Lagu Indonesia Pusaka, Sutopo Menunggu Peminjam Buku di Becak Pustakanya...

Kompas.com - 28/01/2021, 12:02 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang penarik becak di Yogyakarta memfungsikan becaknya sebagai perpustakaan yang meminjamkan buku kepada khalayak umum, mulai dari mahasiswa hingga pemulung.

Sembari menyenandungkan lagu berjudul Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki, Sutopo mencari frekuensi stasiun radio.

Dengan tenang, dia menunggu penumpang atau peminjam buku dari becaknya yang diparkir di Jalan Tentara Pelajar, Kota Yogyakarta.

Sehari-hari Sutopo mencari nafkah sebagai penarik becak kayuh.

Jika tak sedang mengantarkan penumpang, pria berusia 74 tahun itu mempersilakan orang-orang untuk membaca atau meminjam buku secara gratis dari Becak Pustaka yang dia kelola.

"Mari baca, gratis, tanpa biaya," kata Sutopo kepada wartawan BBC News Indonesia.

Baca juga: Konser Musik Virtual Natal, Kumpulkan Rp 300 Juta untuk Rumah Baca di Sentani Papua

Bermula dari hobi

Koleksi buku Sutopo kini mencapai sekitar 100 dan topiknya beragam, mulai dari cerita anak, sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, hingga kisah orang-orang sukses.Furqon Ulya Himawan Koleksi buku Sutopo kini mencapai sekitar 100 dan topiknya beragam, mulai dari cerita anak, sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, hingga kisah orang-orang sukses.
Sutopo sebenarnya seorang pensiunan PNS di Kodim 0734 Yogyakarta. Ketika pensiun pada 2003, Sutopo memutuskan menarik becak karena tidak ingin berhenti melakukan aktivitas.

"Saya tidak ingin pensiun, saya ingin terus bergerak agar tetap sehat," kata lelaki yang pernah kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, jurusan reklame.

Di sela-sela kegiatannya sebagai penarik becak kayuh, Sutopo selalu membaca buku yang merupakan hobinya sejak kanak-kanak.

Kebiasaannya itu ternyata diperhatikan seorang penumpang langganan.

Baca juga: Peduli Literasi, Belasan Pemuda Dirikan Rumah Baca di Lereng Gunung Wilis

"Keesokan harinya dia menyumbang buku sebanyak 40 eksemplar," kenang Sutopo.

Oleh Sutopo, buku-buku itu dibawa ke rumah. Dia kemudian membuat rak buku sederhana. Bentuknya dia sesuaikan dengan ruangan yang ada di sisi sandaran belakang dan kanan kiri becak.

Momen pada 2017 itu adalah awal dari becak pustaka keliling.

Koleksi buku Sutopo kini mencapai sekitar 100 dan topiknya beragam, mulai dari cerita anak, sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, hingga kisah orang-orang sukses.

Buku-buku itu dia dapatkan dari sumbangan para penumpang dan sejumlah penerbit buku.

Bahkan, menurut Sutopo, ada pihak penerbit yang membawanya ke toko buku dan mempersilakan dia untuk mengambil 40 buku secara cuma-cuma.

Baca juga: Cerita Guru SLB Mendirikan Rumah Baca Cengka Ciko di Pedalaman Manggarai Timur

Dari mahasiswa hingga pemulung

Aneka buku koleksi Sutopo menarik minat banyak orang, dari mahasiswa hingga pemulung.Furqon Ulya Himawan Aneka buku koleksi Sutopo menarik minat banyak orang, dari mahasiswa hingga pemulung.
Aneka buku koleksi Sutopo menarik minat banyak orang, dari mahasiswa hingga pemulung yang merasa minder masuk perpustakaan yang bersih dan megah.

Hal itu semakin menguatkan tekadnya untuk meminjamkan buku.

"Pembaca buku saya bermacam-macam. Mulai dari mahasiswa, pemulung, pedagang pasar, penarik becak. Mereka minat bacanya baik. Tapi buku mahal dan orang kecil masuk perpustakaan gedung megah, sungkan."

"Makanya saya buatkan becak pustaka ini, saya datangi mereka. Mari membaca, gratis," kata Sutopo.

Baca juga: Kisah Rumah Baca Bintang, Pelopor Literasi di Desa Terpencil dengan Kondisi Memprihatinkan

Maria Endah Susilowati adalah salah satu pelanggan Becak Literasi Sutopo. Rumahnya tak jauh dari tempat Sutopo biasa memarkirkan becaknya. Endah mengaku sudah lama menggunakan jasa Becak Pustaka.

Menurut perempuan berusia 69 tahun itu, dia suka meminjam koleksi buku Sutopo yang bervariasi.

"Banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari membaca. Dan dia (Pak Sutopo) banyak memberi buku yang saya belum pernah membaca, seperti sejarah Indonesia dan tentang gereja," ujar Susilowati yang mengaku selalu membaca seusai melakukan aktivitas harian.

Baca juga: 9 Rumah Baca Kampayekan Literasi dengan Cara Unik, Dikelola Mantan Mucikari hingga Aggota TNI Polri

Pada masa pandemi Covid-19, Sutopo mengaku sepi penumpang maupun peminjam buku.Furqon Ulya Himawan Pada masa pandemi Covid-19, Sutopo mengaku sepi penumpang maupun peminjam buku.
Sutopo memang selalu memberikan informasi kepada para pelanggan becaknya ketika ada buku-buku baru. Kepada para pembaca bukunya, Sutopo tak pernah membatasi orang yang ingin meminjam buku.

Sutopo membebaskan, berapa pun yang dipinjam, mau di baca di mana saja, dan sampai kapan pun dipinjam.

Sutopo hanya ingin melayani dan memberi akses bacaan kepada masyarakat secara mudah dan gratis.

"Saya bebaskan, 100% bebas. Pinjam berapa pun saya layani," katanya.

Mereka yang pinjam tapi tidak mengembalikan, Sutopo mengikhlaskan.

"Jadi saya meminjamkan buku itu sekaligus mendidik masyarakat untuk jujur dan mendidik karakter masyarakat menjadi lebih baik. Kalau pinjam ya harus dikembalikan," ujarnya seraya tersenyum.

Baca juga: Presiden Jokowi: Literasi Ekonomi Syariah Indonesia Masih Rendah

Sepi penumpang dan peminjam buku saat pandemi

Sutopo biasa menunggu penumpang atau peminjam buku dari becaknya yang diparkir di Jalan Tentara Pelajar, Kota Yogyakarta.Furqon Ulya Himawan Sutopo biasa menunggu penumpang atau peminjam buku dari becaknya yang diparkir di Jalan Tentara Pelajar, Kota Yogyakarta.
Pada masa pandemi Covid-19, Sutopo mengaku sepi penumpang maupun peminjam buku.

Sebelum pandemi, saban hari Sutopo paling tidak bisa mengantongi uang Rp50.000 dari hasil jasa mengayuh becak.

"Sekarang (masa pandemi) paling Rp 10.0000-Rp 20.000. Kadang malah nol, tidak dapat penumpang," kata Sutopo yang sudah sejak 2004 menarik becak.

Jumlah orang yang mendatangi becaknya untuk meminjam buku pun berkurang.

"(Peminjam buku) menurun. Kalau dibuat rata-rata setiap harinya satu-dua orang," kata Sutopo.

Baca juga: Kompas.com Salurkan Donasi Internet dan Buku ke Taman Baca Masyarakat Pangandaran

Meski pendapatannya turun dan pulang tanpa penghasilan, serta jarang lagi ada orang yang meminjam buku, Sutopo masih tetap setia menawarkan jasanya.

"Kekosongan dan kesepian ini saya justru gunakan untuk membaca. Sehingga waktu seperti ini saya lalui dengan gembira dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa," kata ayah tiga anak dan kakek enam cucu ini.

Sutopo berharap, generasi muda tidak meninggalkan membaca buku karena buku adalah jendela dunia. "Buku bagus untuk perkembangan pendidikan masyarakat agar menjadi manusia yang lebih baik," ujarnya.

Baca juga: Megawati Usul ke Nadiem Buku Karya Bung Karno Jadi Kurikulum Baca di Sekolah

Hari sudah semakin sore. Sutopo berdiri sejenak untuk merenggangkan otot-otot kakinya.

Dia lalu naik ke Becak Pustaka dan kembali menata buku. Kali ini dia melantunkan lagu Bengawan Solo karya Gesang.

Meski suaranya terdengar lirih di tengah bisingnya lalu lintas kendaraan, dia tetap bernyanyi penuh semangat seperti tekadnya memajukan literasi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com