Salin Artikel

Senandungkan Lagu Indonesia Pusaka, Sutopo Menunggu Peminjam Buku di Becak Pustakanya...

Sembari menyenandungkan lagu berjudul Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki, Sutopo mencari frekuensi stasiun radio.

Dengan tenang, dia menunggu penumpang atau peminjam buku dari becaknya yang diparkir di Jalan Tentara Pelajar, Kota Yogyakarta.

Sehari-hari Sutopo mencari nafkah sebagai penarik becak kayuh.

Jika tak sedang mengantarkan penumpang, pria berusia 74 tahun itu mempersilakan orang-orang untuk membaca atau meminjam buku secara gratis dari Becak Pustaka yang dia kelola.

"Mari baca, gratis, tanpa biaya," kata Sutopo kepada wartawan BBC News Indonesia.

"Saya tidak ingin pensiun, saya ingin terus bergerak agar tetap sehat," kata lelaki yang pernah kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, jurusan reklame.

Di sela-sela kegiatannya sebagai penarik becak kayuh, Sutopo selalu membaca buku yang merupakan hobinya sejak kanak-kanak.

Kebiasaannya itu ternyata diperhatikan seorang penumpang langganan.

"Keesokan harinya dia menyumbang buku sebanyak 40 eksemplar," kenang Sutopo.

Oleh Sutopo, buku-buku itu dibawa ke rumah. Dia kemudian membuat rak buku sederhana. Bentuknya dia sesuaikan dengan ruangan yang ada di sisi sandaran belakang dan kanan kiri becak.

Momen pada 2017 itu adalah awal dari becak pustaka keliling.

Koleksi buku Sutopo kini mencapai sekitar 100 dan topiknya beragam, mulai dari cerita anak, sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, hingga kisah orang-orang sukses.

Buku-buku itu dia dapatkan dari sumbangan para penumpang dan sejumlah penerbit buku.

Bahkan, menurut Sutopo, ada pihak penerbit yang membawanya ke toko buku dan mempersilakan dia untuk mengambil 40 buku secara cuma-cuma.

Hal itu semakin menguatkan tekadnya untuk meminjamkan buku.

"Pembaca buku saya bermacam-macam. Mulai dari mahasiswa, pemulung, pedagang pasar, penarik becak. Mereka minat bacanya baik. Tapi buku mahal dan orang kecil masuk perpustakaan gedung megah, sungkan."

"Makanya saya buatkan becak pustaka ini, saya datangi mereka. Mari membaca, gratis," kata Sutopo.

Maria Endah Susilowati adalah salah satu pelanggan Becak Literasi Sutopo. Rumahnya tak jauh dari tempat Sutopo biasa memarkirkan becaknya. Endah mengaku sudah lama menggunakan jasa Becak Pustaka.

Menurut perempuan berusia 69 tahun itu, dia suka meminjam koleksi buku Sutopo yang bervariasi.

"Banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari membaca. Dan dia (Pak Sutopo) banyak memberi buku yang saya belum pernah membaca, seperti sejarah Indonesia dan tentang gereja," ujar Susilowati yang mengaku selalu membaca seusai melakukan aktivitas harian.

Sutopo membebaskan, berapa pun yang dipinjam, mau di baca di mana saja, dan sampai kapan pun dipinjam.

Sutopo hanya ingin melayani dan memberi akses bacaan kepada masyarakat secara mudah dan gratis.

"Saya bebaskan, 100% bebas. Pinjam berapa pun saya layani," katanya.

Mereka yang pinjam tapi tidak mengembalikan, Sutopo mengikhlaskan.

"Jadi saya meminjamkan buku itu sekaligus mendidik masyarakat untuk jujur dan mendidik karakter masyarakat menjadi lebih baik. Kalau pinjam ya harus dikembalikan," ujarnya seraya tersenyum.

Sebelum pandemi, saban hari Sutopo paling tidak bisa mengantongi uang Rp50.000 dari hasil jasa mengayuh becak.

"Sekarang (masa pandemi) paling Rp 10.0000-Rp 20.000. Kadang malah nol, tidak dapat penumpang," kata Sutopo yang sudah sejak 2004 menarik becak.

Jumlah orang yang mendatangi becaknya untuk meminjam buku pun berkurang.

"(Peminjam buku) menurun. Kalau dibuat rata-rata setiap harinya satu-dua orang," kata Sutopo.

Meski pendapatannya turun dan pulang tanpa penghasilan, serta jarang lagi ada orang yang meminjam buku, Sutopo masih tetap setia menawarkan jasanya.

"Kekosongan dan kesepian ini saya justru gunakan untuk membaca. Sehingga waktu seperti ini saya lalui dengan gembira dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa," kata ayah tiga anak dan kakek enam cucu ini.

Sutopo berharap, generasi muda tidak meninggalkan membaca buku karena buku adalah jendela dunia. "Buku bagus untuk perkembangan pendidikan masyarakat agar menjadi manusia yang lebih baik," ujarnya.

Hari sudah semakin sore. Sutopo berdiri sejenak untuk merenggangkan otot-otot kakinya.

Dia lalu naik ke Becak Pustaka dan kembali menata buku. Kali ini dia melantunkan lagu Bengawan Solo karya Gesang.

Meski suaranya terdengar lirih di tengah bisingnya lalu lintas kendaraan, dia tetap bernyanyi penuh semangat seperti tekadnya memajukan literasi masyarakat.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/28/12020051/senandungkan-lagu-indonesia-pusaka-sutopo-menunggu-peminjam-buku-di-becak

Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke