JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyatakan, banyak murid sekolah kesulitan memahami materi pelajaran melalui pembelajaran jarak jauh.
Retno mengatakan, hal itu menjadi alasan utama para murid untuk mengikuti pembelajaran tatap muka sebagaimana hasil survei KPAI terhadap 62.448 murid sekolah.
Berdasarkan survei tersebut, 78 persen responden setuju sekolah tatap muka, 12 persen ragu-ragu, sedangkan 10 persen menyatakan tidak setuju.
"Yang bilang jenuh PJJ itu hanya 25 persen dari data kami. Tapi 57 persen menyatakan mereka itu kesulitan dengan belajar daring (dalam jaringan) terkait materi-materi sulit di berbagai mata pelajaran," kata Retno dalam diskusi yang disiarkan akun Youtube MNC Trijaya, Sabtu (23/1/2021).
Baca juga: Kecewa Belajar Tatap Muka Ditunda, Siswa SMAN 7 Kota Tangerang Tetap Semangat PJJ
Retno menuturkan, murid sekolah masih dapat memahami materi pelajaran yang mudah melalui pembelajaran jarak jauh. Namun, murid sekolah membutuhkan pembelajaran tatap muka agar memahami materi-materi pelajaran yang sulit.
Retno mengatakan, hal itu paling banyak dikeluhkan oleh murid yang akan menghadapi ujian akhir yakni yang duduk di bangku kelas 9 SMP serta kelas 12 SMA atau SMK.
"Ini adalah kelompok yang sangat menginginkan tatap muka karena mereka itu mau ujian dan mereka kesulitan materi-materi yang sangat sulit di berbagai mata pelajaran," ujar Retno.
Selain materi yang sulit dipahami, keterbatasan melakukan praktikum juga menjadi alasan para murid yang setuju diadakannya sekolah tatap muka, khususnya oleh murid sekolah kejuruan.
"Jadi katanya, 'skill kami adalah praktik tapi kami sudah tidak ke bengkel 9 bulan' dan banyak yang mengeluhkan itu," kata Retno.
Kendati mayoritas responden setuju untuk kembali ke sekolah, para responden rupanya menyadari bahwa sekolah-sekolah mereka belum siap menggelar pembelajaran tatap muka.
Retno mengatakan, berdasarkan survei KPAI tersebut, murid sekolah meminta agar pembelajaran tatap muka paling tidak satu hari dalam satu pekan untuk memahami materi-materi sulit tersebut.
"Seminggu satu kali tatap muka, 4 harinya tetap PJJ, nah di sehari itu mereka ingin semua gurunya mengajarkan materi yang sulit sehingga ada interaksi. Itu data kami," kata Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.